Grid.ID - Jangan macam-macam dengan geng perempuan ini.
Mereka selalu memakai seragam pink dan membawa tongkat.
Ya, mereka memang geng yang memiliki tujuan mulia, melindungi wanita dari kekerasan, pemerkosaan, dan perundungan.
Mereka menyebut dirinya Geng Gulabi atau sering disebut punlik sebagai Genk Pink.
Sebuah geng perempuan yang anti-minuman beralkohol, melawan pemabuk dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan pemerkosaan di India.
Kelompok beranggotakan khusus perempuan dari berbagai generasi ini tak cuma aktif menggelar diskusi atau aksi unjuk rasa.
Lebih dari itu mereka aktif turun melakukan sweeping minuman keras (miras) dan melawan kekerasan terhadap wanita.
Warga India dengan mudah mengenali pergerakan kaum hawa itu.
Mereka selalu turun jalan dengan seragam kebesarannya. Pakaian warna pink.
Warna seragam yang dianggap sebagai lambang kelompok itu hanya beranggotakan wanita.
Mereka akan segera beraksi jika ada kekerasan atau pemerkosaan terhadap wanita.
Dan, jangan macam-macam. Geng ini akan berindak tegas dan bisa galak menghajar para pemerkosa atau pezina, pun pemabuk atau penyiksa perempuan.
"Ya, kami bergerak memberantas pemerkosa dengan lathis (tongkat). Jika kami menemukan pelaku, maka akan segera menggasak mereka sampai mereka tak berani mencoba melakukan kesalahan terhadap gadis atau wanita," tegas Sampat Devi Pal, kepala dan pendiri geng ini.
Kekuatan tongkat
Devi menemukan kekuatan tongkat untuk melawan kekerasan terhadap wanita pada 1980-an, ketika dia menggunakannya untuk membela tetangganya dari kekerasan suaminya.
Tongkat menjadi ciri khas mereka dalam beraksi, bahkan kekuatan mereka.
Tongkat merupakan senjata yang selalu mereka tenteng setiap keluar rumah. Mereka tak segan menggunakan kekuatan tongkat kepada para pemerkosa.
Geng ini pertama terbentuk tahun 2002 dan sekarang sudah menyebar di hampir seluruh wilayah India dengan anggota sekitar 400.000 wanita.
Sampat Pal Devi sebagai pendiri berasal dari Bundelkhand, daerah Uttar Pradesh.
Kekerasan perempuan di India, saking seringnya terjadi, seolah menjadi hal biasa.
Data Biro Nasional Crime Record, dalam setahun, pada 2012 lalu, terdapat 24.923 kasus pemerkosaan.
Itu sama dengan perkosaan terjadi setiap 22 menit. Angka kekerasan terhadap perempuan berlipat-lipat dari itu.
Kini setelah 15 tahun, Geng Gulabi telah berkembang hampir di semua kota di India.
Salah satu yang paling aktif adalah Geng Gulabi di Bundelkhand.
Di sini Gulabi dipimpin Jyoti Patel, sarjana teknologi yang kini menjadi IT professional.
Perempuan yang sedang menempuh pendidikan master teknologi ini aktif menggerakkan anggotanya.
Mereka berkampanye melawan pemabuk dan pemerkosa hingga melakukan sweeping di sekitar wilayah Sagar di distrik in Madhya Pradesh.
Sasaran sweeping mereka adalah toko-toko yang menjual minuman beralkohol. Para perempuan itu akan memaksa warung-warung yang digunakan mabuk untuk tutup.
Begitu juga dengan toko penjual miras di dekat sekolah, dekat kuil, dan tempat-tempat ibadah.
“Kami bisa dibilang pasukan anti miras. Kami selalu bergerak dengan seragam warna pink agar masyarakat mengenali."
"Kami meminta masyarakat tidak minum miras di tengah kampung karena terbukti telah menumbulkan banya masalah, terutama kekerasan terhadap wanita.” egas Jyoti Patel.
Suman Singh menambahkan, "Ketika wanita masuk menjadi anggota Gulabi, karena dia merasa menjadi korban ketidakadilan dan menjadi korban kekerasan.
Banyak kasus
Daerah di India yang paling banyak mengalami kekerasan wanita adalah Uttar Pradesh.
Di provinsi ini terdapat 1.963 kasus pemerkosaan dan 7.910 kasus penculikan pada tahun lalu.
Korupsi juga ikut memperparah kekerasan kepada wanita. Sering kali penegak hukum kurang tegas karena faktor korupsi.
Sebab itu, Geng Gulabi mencoba terus aktif menegakkan keadilan, terutama bagi wanita.
Mereka aktif melakukan dialog, protes terhadap korupsi kekuasaan, melakukan demo dan pemogokan.
Namun, jika semua itu tak memberi efek, maka tongkat mereka akan berbicara. Geng Gulabi akan menegakkan keadilan dan untuk melindungi wanita dengan tongkat-tongkat mereka.
Di daerah Bundelkhand, misalnya, banyak kasus yang memprihatinkan.
Seorang wartawan, Amana Fontanella Khan mengatakan, "Keadilan di Bundelkhand seperti tak berfungsi dan tak bisa diandalkan. Geng Gulabi mengisi kekosongan penegakan hukum ini." (*)