Di Amerika Serikat sendiri lebih dari 80 kematian telah terjadi dan dikaitkan dengan spesies tersebut.
Andrew Cox, CEO dari Invasive Species Council mengatakan semut-semut tersebut bisa menyebabkan kerugian yang bernilai miliaran dolar jika pihak berwenang Australia tidak melakukan tindakan pemberantasan.
(BACA JUGA Ngeri, Perilaku Kanibal Suku Korowai di Papua Barat, Potongan Tubuh dan Otak Manusia Dimakan Saat Hangat )
Ia menjelaskan kalau semut-semut tersebut dapat mengganggu perekonomian, lingkungan, sistem kesehatan dan gaya hidup masyarakat jika tidak segera ditangani.
Menurut Andrew, jika koloninya terganggu, maka semut apai ini akan menyerang dalam jumlah banyak, dan menyerbu tubuh serta melancarkan gigitan mereka.
Pada hari ini, Rabu (3/5/2017), Pemerintah Negara Bagian Victoria di Australia, telah menyediakan dana sekitar Rp 200 miliar untuk memerangi serbuan semut api yang mematikan itu.
Dana tersebut akan dikeluarkan selama empat tahun guna memburu dan membunuh semut impor itu di dalam wilayah Victoria.
(BACA JUGA Waduh, Ayu Ting Ting Hamil Lagi? Gara-Gara Inilah Ayu Ting Ting Dikira Hamil )
Mereka akan menggunakan gambar udara, pendeteksi panas dan sinar infra-merah serta anjing pelacak.
Menurut kelompok lobi lingkungan hidup, ISC, jika semut itu dibiarkan menyerbu Victoria, maka semua taman dan pantai akan dikuasai oleh semut penggigit yang agresif tersebut.
Bahkan, negara bagian Queensland di Australia, telah menghabiskan sekitar Rp 3,3 selama 20 tahun terakhir, untuk memerangi penyebaran hewan tersebut. (*)