Evolocumab adalah antibodi, seperti senjata yang digunakan sistem imun untuk melawan infeksi.
Obat ini didesain untuk menargetkan protein di liver yang bernama PCSK9.
(BACA JUGA Sadis, Sopir di Garut Sengaja Lindas Istrinya Sendiri dengan Truk Tronton Hingga Hancur )
Alhasil, organ ini lebih efektif menyingkirkan kolesterol jahat dari darah dan juga memecahnya.
Antibodi tersebut diberikan lewat injeksi ke kulit setiap 2-4 minggu.
Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk menguji efektivitas obat ini.
Dalam studi internasional yang melibatkan 27.000 pasien selama 2 tahun, obat ini efektif menekan kadar kolesterol jahat.
(BACA JUGA Ngeri, Perilaku Kanibal Suku Korowai di Papua Barat, Potongan Tubuh dan Otak Manusia Dimakan Saat Hangat )
Para pasien itu sebelumnya sudah mengonsumsi obat statin.
Namun mereka mendapat manfaat lebih tinggi dalam hal penurunan risiko terkena serangan jantung dan stroke oleh evolocumab.
"Ada penurunan risiko sampai 20 persen lagi dan ini efeknya sangat besar,” lanjutnya.
“Barangkali ini adalah hasil uji coba paling penting dalam obat penurunan kolesterol selama 20 tahun terakhir," kata Sever.
(BACA JUGA Diserbu Jutaan Semut Api Mematikan, Australia Siap Perang dengan Dana Rp 200 Miliar )
Ia mengatakan, evolocumab mungkin tidak menggantikan statin, tetapi menjadi penunjang.
Ada banyak orang yang kadar kolesterolnya tinggi dan mereka butuh lebih dari satu obat," katanya.
Nantinya, obat ini akan ditujukan untuk mereka yang kadar kolesterolnya tetap tinggi walau sudah rutin minum statin. (Lusia Kus Anna)