Soleh Solihun menceritakan ketika tahun 1999 di mana dirinya saat itu sedang senang mendengarkan program radio GMR Bandung yang memutarkan lagu-lagu Iwan Fals.
Saat itu, Soleh Solihun merasa sangat senang karena pernah suatu waktu Iwan Fals berhasil diwawancarai di kediamannya.
"Suatu hari, mereka berhasil mewawancarai Iwan Fals di rumahnya di Leuwinanggung. Kami para pendengarnya senang sekali mendengar hasil wawancara itu. Kunjungan mereka ke sana kemudian membuahkan ide untuk memfasilitasi wadah para penggemar Iwan Fals. Singkat cerita, dibentuklah Oi," tulis Soleh Solihun pada unggahan foto lainnya.
Soleh Solihun menceritakan sosok ketua Oi Bandung yang pertama yang dianggap mirip dengan Iwan Fals.
Tak lama, sang ketua Oi pun menjadi bagian dalam karya Iwan Fals.
"Ketua Oi Bandung yang pertama, Digo yang punya nama asli Zulkifli, punya penampilan fisik yang amat sangat mirip Iwan Fals era ‘80-an dan ‘90-an. Dia akhirnya jadi gitaris Iwan di album “Suara Hati.” Di video klip “Suara Hati,” kamu bisa lihat muka Digo tapi sayang dia sudah cukur kumis," terangnya.
Setelah itu, Soleh Solihun juga sempat mengikuti Jambore Oi pertama pada tahun 2000.
Momen tersebut merupakan awal di mana para penggemar Iwan Fals sepakat tak ada yang mengusik sang idola.
"21 - 23 April 2000, digelar Jambore Oi pertama di Bumi Perkemahan Cibubur. Oi seluruh Indonesia hadir di sana. Pertama kalinya penggemar Iwan Fals, bisa satu event bersama idolanya tapi semua sudah sepakat tak ada yang meminta foto, tanda tangan atau perilaku standar penggemar pada idola," terang Soleh Solihun.
Baca Juga : Diguyur Hujan, Pengunjung Tetap Antusias Menikmati Pergantian Tahun di Pantai Ancol
Soleh Solihun pun berhasil menahan diri dengan cara pergi sendirian di sebuah aula.
Di saat hari terakhir, Soleh Solihun memberanikan diri untuk menghampiri Iwan Fals dan meminta wawancara untuk majalah kampus.
Saat wawancara 10 menit berlangsung tersebut menjadi momen bahagia bagi Soleh Solihun.
"Di hari terakhir, ketika menonton bola, saya memberanikan diri menghampiri Iwan. Meminta wawancara untuk majalah kampus saya: KARUNG GONI. 10 menit yang mendebarkan namun membahagiakan," tulisnya lagi.
(*)