Laporan Wartawan Grid.ID, Nailul Iffah
Grid.ID - Anak millenials sering dikaitkan dengan perubahan zaman yang semakin modern.
Mereka disebut sebagai acuan anak masa kini yang selalu mengikuti perubahan, mulai dari pola pikir hingga perilaku yang dianggap tak wajar.
Sebenarnya ini terjadi akibat kurangnya peran orangtua dalam keseharian anak.
Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan karena anak ingin dirinya dihargai, disayang dan merasa diterima keberadaannya.
Menurut Psikolog Ayoe Soetomo,"Didiklah anak sesuai zamannya".
Jika ketiga peran itu tak ada, maka timbulah masalah baru dimana anak akan mencari sesuatu di luar sana.
Fungsi orangtua menyaring agar anak membatasi mana yang boleh dilakukan dan yang tak boleh dilakukan.
Bedanya pola pikir anak era 90an dengan millenials itu terletak dari pola asuh orangtua yang ikut berkembang sehingga anak mengggap hal yang dilakukan wajar.
(BACA JUGA Perhatian! Sering Cuci Bra, Malah Buat Payudara Jadi Kendur)
Apapun yang menjadi kebutuhan anak millenials dengan mudah diperoleh sehingga mereka tidak bisa menghargai arti sebuah proses.
Semua tersaji secara instan misalnya akses internet yang mudah didapat hingga handphone yang tak lagi jadi barang mewah.
Pengaruh pola pikir yang mengacu pada budaya barat, teknologi yang semakin canggih dan lingkungan yang kurang baik membuat anak tidak menyaring perilaku buruk.
"Jadi tak heran anak sekarang dengan mudahnya upload foto ke media social tapi foto itu dianggap kurang pantas,"
"maka orangtua tidak berhasil menerapkan nilai baik pada anak," ucap Ayoe Soetomo selaku Psikolog.
Ketika anak berusia 12 tahun peran orangtua bukan lagi sebagai pelindung, tapi bergeser menjadi pendamping.
Teman diskusi untuk membentuk komunikasi yang baik.
(BACA JUGA Tampil Seksi Kendal Janner dan Bella Hadid Pakai Busana Transparan Tanpa Bra)
Didikan orangtua yang baik akan membentuk anak mengerti apa yang bisa menjadi tolak ukur yang baik.
"Neorologis pada anak biasanya dimulai pada usia 5 tahun saat kehidupan mereka dimulai," jelas Ayoe.
Menurut Ayoe, "Jadi bila anak sekarang susah diatur jangan salahkan dia tapi dimana peran orangtua pada masa itu."
Lingkungan pada masa remaja menjadi faktor utama dimana anak sedang mencari jati diri dan sesuatu yang diucapkan teman menjadi hal penting untuk dilakukan.
Misalnya anak mulai berani melakukan hubungan diluar nikah layaknya pasangan suami istri.
Langkah ini dilakukan atas paksaan dan dorongan dari teman atau kekasih sebagai tolak ukur mereka saling menyayangi.
(BACA JUGA Aneh Tapi Nyata, Semprot Parfum ke Pusar, Aromanya Lebih Tahan Lama dibanding Ke Baju
Anak berani melakukan hubungan terlarang karena konsep diri yang rendah, tidak punya nilai unggul dan rapuhnya jiwa anak.
Salah satu cara untuk mengontrol anak adalah dengan menjadi teman baiknya, pujilah anak ketika ia berhasil unggul dalam satu kegiatan.
Meskipun hal ini dianggap sederhana namun anak akan merasa dirinya dihargai dan dibutuhkan.
Jika kamu berteman dengan anak di media social tetaplah menghargai privasi anak, dengan tidak asal komen.
Karena bila salah anak akan merasa malu dan jadi bahan cemooh oleh temannya. (*)