Setelah minum tuak, AS langsung menuju ke kebun Sawit Hulu (TKP Pembunuhan) dengan membawa pisau dapur yang akan digunakannya untuk membunuh korban.
Setibanya di tempat kejadian perkara pelaku kemudian mencari-cari korban.
AS pun bertemu dengan korban di depan kantor Afdeling III Sawit Seberang.
AS langsung menanyakan alasan korban menyatakan dirinya mangkir.
Baca Juga : Gara-gara Ketahuan Ambil Foto, 31 Pekerja BUMN Dibunuh Kelompok Pemberontak Papua Secara Sadis
Pertanyaan AS dijawab korban dengan mengatakan itu sudah aturan berlaku.
"AS menanyakan kepada korban, Pak kenapa saya dimangkirkan? dan dijawab korban dengan mengatakan kenapa? memang, itu aturannya, mau cemana lagi," kata korban yang ditirukan Kasat Reskrim.
"Saat itu korban bilang bahwa itu memang aturan berlaku, jadi mau digimanakan lagi?," tambahnya.
Baca Juga : Keji! 31 Pekerja BUMN Dibunuh Cuma karena Ambil Foto Tentara Pembebasan Papua Saat Upacara
Mendapat jawaban itu, AS langsung menusukkan pisau dapur yang dibelinya ke tubuh korban sebanyak empat kali, mengenai bagian tangan, dada kiri dan leher korban.
Korban kehabisan banyak darah, dan langsung meninggal dunia di tempat kejadian.
AS pun meninggalkan korban begitu saja, pergi ke warung yang tidak jauh dari TKP, hingga bertemu saksi Monogu Simamora (mandor I Afdeling 2) sedang minum kopi.
Baca Juga : Catatan Terakhir John Allen Chau Sebelum Tewas Dibunuh Suku Sentinel: Tuhan, Aku Tidak Ingin Mati
Kemudian AS meminta agar diserahkan ke Polsek Padang Tualang, guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun Medan dengan judul, "Gara-gara Persoalan Cuti, Asisten Kebun PTPN II Tewas Ditikam Tukang Panen Sawit"