Grid.ID - Awan yang berbentuk mirip gelombang tsunami menggulung di langit Kota Makassar sejak Selasa (1/1/2019) kemarin hingga Rabu (2/1/2019).
Awan yang bentuknya mirip dengan gelombang tsunami tersebut adalah awan kumulonimbus.
Jenis awan tersebut rupanya dapat membahayakan lalu lintas penerbangan.
Baca Juga : Heboh Penampakan Awan Berbentuk Gelombang Tsunami di Langit Makssar, Berikut Penjelasan BMKG
Hal itu disampaikan General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) Novy Pantaryanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/1/2019).
“Saat awan kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019) sore, ada lima pesawat yang mengalami penundaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Pesawat itu berputar-putar terlebih dahulu di atas sekitar 15 hingga 20 menit, lalu mendarat setelah cuaca mulai membaik,” ungkap Novy.
Baca Juga : Viral! Awan Mirip Gelombang Tsunami di Langit Makassar yang Bahayakan Jalur Penerbangan
Novy mengatakan, awan berbentuk gelombang tsunami tersebut merupakan awan yang sangat berbahaya.
Di dalam gumpalan awan kumulonimbus itu terdapat partikel-partikel petir, es, dan lain-lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan.
Awan kumulonimbus inilah yang paling dihindari pilot karena di dalam awan itu juga terdapat pusaran angin.
Baca Juga : Panglima TNI Turun Langsung Kawal 16 Jenazah Korban Penembakan KKB dari Papua ke Makassar
“Sangat mengerikan itu awan kumulonimbus.
Kalau kita liat angin puting beliung, ekor angin itu ada di dalam awan kumulonimbus.
Awan ini juga dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat banyak partikel-partikel es.
Baca Juga : Rumah Karaokenya Disegel Pemkot Makassar, Lyra Virna Justru Belum Tahu
Terdapat partikel petir dan sebagainya di dalam awan itu,” terangnya.
Meski awan kumulonimbus dianggap membahayakan bagi penerbangan, kata Novy, pihaknya telah mempunyai alat radar cuaca pada rute penerbangan yang bisa melacak cuaca hingga radius 100 km.
Oleh karna itu, jika terlihat awan kumulonimbus pada radar, pihaknya langsung menyampaikan hal itu dan pilot akan membelokkan pesawat hingga 15 derajat.
Baca Juga : Pesawat Delay Hingga 4 Jam, Penumpang Lion Air Makassar-Banjarmasin Marah-marah dalam Kabin
“Tidak ada pilot yang berani menembus awan kumulonimbus.
Jadi kita mempunyai radar cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG sehingga data dari BMKG yang diperoleh terkait cuaca buruk akan disampaikan kepada pilot.
Jadi cuaca buruk yang terjadi, aman bagi lalu lintas penerbangan,” terangnya.
Baca Juga : Seorang Kakek Asal Makassar Berani Nikahi Mahasiswi dengan Mahar Rp1,4 Miliar
Novy menambahkan, awan kumulonimbus berada diketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki sehingga penerbangan dengan ketinggian 30.000 hingga 40.000 kaki aman bagi pesawat.
“Jadi, lalu lintas penerbangan aman jika ada cuaca buruk yang mengancam,” tambahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Ada Awan "Gelombang Tsunami" di Langit Makassar, 5 Pesawat Berputar-putar 20 Menit"