"Karaoke itu juga bisa mendatangkan cewek dari luar daerah dan itu terbukti dua cewek dari Malang yang saat itu didatangkan dan langsung kami angkut ke Mapolda," paparnya.
Sesuai data penyidik, karaoke tersebut sudah beroperasi beberapa bulan lalu dan langsung menyedot perhatian publik.
Tawaran yang dijanjikan cukup fantastis. Cewek yang dibooking bisa disuruh menari telanjang dan langsung berhubungan badan.
"Nah, dari situ akhirnya Subdit Renakta langsung turun untuk menyelidiki," jelasnya.
Penyidik yang menjerat tiga orang sebagai penanggung jawab sampai saat ini belum diketahui namanya karena masih diperiksa di ruang penyidik.
Ketiga orang itu diperkirakan sebagai mami purel, manajer, dan pemilik.
"Mereka kami tetapkan sebagai tersangka karena menyediakan sarana prostitusi di depan umum. Tersangka juga dijerat trafficking karena mempekerjakan anak di bawah umur," ungkap mantan Kapolsek Gubeng, Polrestabes Surabaya.
Sementara itu, 40 cewek yang usianya 16 tahun hingga 25 tahun yang kemarin diperiksa sudah dipulangkan penyidik.
Pemulangan itu berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan dua kendaraan.
"Mereka hanya dimintai keterangan sebagai saksi saja dan sudah dipulangkan," terangnya.
Menurut Kombes Agung, Subdit Renakta saat ini terus memantau segala kegiatan yang berbau maksiat di seluruh wilayah di Jatim. Apalagi saat ini sudah mendekati bulan puasa.
"Pokoknya kalau ada hiburan malam yang menyediakan striptislangsung kami pantau. Termasuk perempuan panggilan yang dibooking ke room untuk menari telanjang," tandasnya. (Surya/Anas Miftakhudin)