Laporan Wartawan Grid.ID, Ridho Nugroho
Grid.ID – Ibarat botol dan tutupnya, kemampuan seks seringkali dikaitkan dengan ukuran besar atau kecilnya sebuah organ intim.
Seks yang nikmat dan penuh sensasi dianggap lebih bisa diraih bagi mereka pemilik organ intim yang ‘besar’ ketimbang mereka yang di bawah standar.
Namun, kenyataannya tidak selamanya begitu, seperti penelitian yang dirilis oleh WebMD yang dikutip Grid.ID .
(BACA JUGA: Benarkah Pria Hanya Tertarik dengan Wanita Cantik dan Tajir Bertubuh Seksi Serta Payudara Besar? Ini Jawabannya!)
Di luar soal miss V, mr. P dan juga payudara, ternyata ada ukuran tubuh lain yang dianggap berkorelasi dengan kekuatan bercinta seorang manusia.
Contohnya ialah bagi wanita yang memiliki indekss massa tubuh di atas 90 inci atau setara dengan ukuran celana ukuran normal di atas 34, maka dianggap lebih kurang mampu bertahan di ranjang.
(BACA JUGA: Pengakuan Jujur Para Pria Soal Plus Minus Berhubungan Seks dengan Wanita Bertubuh Kurus)
Ini belum ditambah dengan studi yang dikutip Grid.ID dari WebMD soal wanita yang aktif merokok dan mengonsumsi alkohol sebanyak dua sampai tiga kali lebih mungkin sulit meraih orgasme seks.
Nggak sampai di situ saja, ternyata wanita yang aktif berolahraga pun secara seksual bisa mengalami vaginismus empat kali lebih rendah ketimbang yang tidak.
Para peneliti dalam studi tersebut sangat berhati-hati membuat kesimpulan serta menemukan kaitan antara kegemukan, berat badan dan lingkar pinggang dengan kemampuan seksual.
(BACA JUGA: Plus Minus Berhubungan Seks dengan Wanita Bertubuh Gemuk, Ini Ungkapan Jujur Para Pria!)
Setidaknya ada temuan peneliti bahwa gaya hidup yang tidak sehat lambat laun akan memicu masalah seksual, seperti yang banyak dialami mereka yang mengalami obesitas dan lain sebagainya.
“Tentu lebih baik menjalani hidup sehat yang mampu mendukung kesehatan seksual. Menjaga berat badan, memiliki bentuk tubuh yang lebih baik bebas lemak dan kolesterol serta mempertahankan lingkar pinggang bebas timbunan lemak akan membuat seks dan frekuensi bercinta lebih baik,” tutup Edward O. Laumann, profesor sosiologi and ahli seksualitas di University of Chicago. (*)