Laporan Wartawan Grid.ID, Ries Mariana
Grid.ID – Beberapa tahun lalu, tren melewatkan waktu menyantap menu sarapan sempat merebak.
Tujuan utamanya, apalagi kalau bukan agar badan segera langsing dan semakin singset.
Tapi, benar nggak sih pemahaman tersebut?
Ternyata faktanya jauh dari kata kurus, alias mengkhawatirkan! Hehehe…
(BACA JUGA: Sarapan Saat Perut Kosong? Tak Masalah, Ini Dia Pilihan Makanan yang Sehat)
Contoh paling nyata ialah pernahkah kamu mengalami rasa kantuk yang tak tertahankan? Padahal baru tiga jam bekerja atau beraktivitas?
Jika jawabanmu pernah, nggak salah deh, itu terjadi karena kamu malas atau nggak sarapan.
Menurut Timur Haryadi, ahli gizi dari Rumah Sakit Jogja, kepada Grid.ID, sarapan itu penting.
“Sarapan dapat berpengaruh pada kecerdasan otak, terutama daya ingat. Hal ini dipenaruhi oleh kekurangan energi yang berasal dari makanan,” jelas Timur.
(BACA JUGA: 5 Kesalahan yang Membuat Diet Kamu Gagal Total, Sarapan Seringkali Diabaikan, Padahal Penting)
Dampak yang kamu rasakan, kamu akan kekurangan tenaga, baik untuk gerak, maupun beraktivitas.
Yang terjadi kemudian, kamu jadi malas karena badanmu terasa lemah.
Untuk kamu yang masih sekolah atau kuliah, semangat belajar dan produktivitasmu menurun.
Begitu juga pada karyawan, bisa menurunkan produktivitas kerjamu.
(BACA JUGA: Sarapan Dulu atau Olah Raga Dulu? Alasan Ini Bakal Bikin Kamu Paham Mana Pilihan Tepatnya)
Untuk yang lagi menjalani diet, melewatkan sarapan bukanlah keputusan yang tepat.
“Tidak tepat sama sekali. Mereka yang melewatkan sarapan, cenderung makan lebih banyak di siang hari. Mereka juga cenderung ngemil di sela sela waktu makan,” tutur Kepala Instalasi Gizi di RS Jogja ini.
Risiko yang paling mengerikan dan membuat banyak wanita menyesal ialah obesitas yang bukan tak mungkin berujung pada masalah kesehatan lainnya.
Timur menyebutkan beberapa penyakit yang sering muncul misalnya ialah diabetes melittus, jantung, kesuburan, dan sering pusing.
(BACA JUGA: 4 Jenis Makanan Ini Kurang Pas Buat Menu Sarapan, Yang Nomer 4 Kamu Bakal Enggak Nyangka)
Suasana hati juga gampang berubah menjadi buruk jika melewatkan menu menyantap sarapan.
Menurut sumber Grid.ID di Kompas.com, perkembangan teknologi turut berpengaruh pada aktivitas yang dijalani remaja.
Mereka lebih memilih duduk dan asyik dengan smartphonennya. Praktis, aktivitasnya menurun.
Pengamatan yang dilakukan oleh dokter spesialis olahraga yang juga CEO Indonesia Sports Medicine Center, Andi Kurniawan, setidaknya itu terjadi sejak 10 tahun terakhir.
Menurutnya, hal itu bisa memicu kegemukan atau obesitas seiring bertambahnya usia.
(BACA JUGA: Bosen makan roti? Ini Menu Sarapan Cepat yang Bikin Semangat di Pagi Hari) Data yang memprihatinkan yang terjadi di Indonesia diungkapkan oleh Ketua Himpunan Studi Obesitas Indonesia Dante Saksono Harbuwono kepada Kompas.com.
Menurut Dante, sejumlah riset terhadap orang gemuk di Indonesia menyebutkan adanya kecenderungan naik 5-10 persen per tahun.
Di kota besar seperti Jakarta, obesitas dialami oleh separuh dari jumlah penduduk, baik anak-anak maupun dewasa.
Seperti apa, sih yang dibilang tubuh ideal itu? Dante menjelaskan, untuk usia produktif, kadar lemak tubuh sebaiknya berkisar antara 14-19 persen.
Bagaimana yang terjadi di Jakarta? Rata-rata tumbunan lemak pada penduduk perkotaan sebesar 33 persen, bahkan lebih.
Yuk, mulai sadar diri, sudahkah kamu sarapan tadi pagi? (*)