(BACA JUGA: Beredar Foto Mulan Jameela Sedang Hamil )
4. Berhati-hati
Ingatkan teman atau saudara kamu bahwa pasangannya yang melakukan kekerasan psikis juga akan mengontrol berbagai tindakannya.
Pelaku nggak hanya memonitor korban, tapi juga komputer atau telepon yang digunakannya, untuk mengetahui apa yang telah dilakukannya.
Jadi ingatkan orang terdekat kamu untuk mengunjungi tempat umum atau rumah teman yang bisa dipercaya jika ingin mencari informasi atau membutuhkan perlindungan dari pihak berwajib.
Mungkin sulit bagi kamu untuk meyakinkannya hidup tanpa pasangan pelaku kekerasan.
Tapi kamu bisa membuatnya membayangkan bagaimana bisa hidup lebih bahagia tanpa pasangan pelaku kekerasan.
Dukungan dan perhatian Anda bisa memberikan pengaruh besar bagi korban kekerasan.
(BACA JUGA: Anak Ini Tewas Tahun 1994, Tapi Jantungnya Baru Berhenti Berdetak Tahun 2017)
5. Bantu cari rumah singgah sebatas perencanaan
Kalau orang terdekat korban kekerasan memutuskan meninggalkan pasangannya, bantu ia menemukan rumah singgah yang tepat dengan perencanaan yang baik.
Apalagi jika ada anak, pastikan ketika korban meninggalkan pasangannya, ia telah memiliki tempat tinggal yang aman.
Kalau perlu cari rumah singgah yang menampung korban kekerasan, yang keberadaannya tidak diketahui oleh siapa pun.
Ini penting untuk menjaga keselamatan kamu, terutama korban, dari kemungkinan tindakan kekerasan lanjutan dari si pelaku.
Ketika korban KDRT meninggalkan pasangannya dan memutuskan mengakhiri hubungan, risiko kematian tetap ada.
Risiko ini tak hanya mengintai korban, tapi juga anak mereka.
Jadi, kalau kamu memang peduli, minimalisasi risiko ini dengan mendampingi korban merencanakan atau mencari tempat tinggal atau rumah singgah.
(Penulis: Dini/Kompas.com)