Grid.ID - Hari itu, Sabtu (6/5/2017), seharusnya menjadi hari yang paling bahagia bagi kedua pasangan mempelai, Darmadi dan Elsa.
Kedua calon mempelai, tak terkecuali keluarga keduanya telah mempersiapkan matang-matang perhelatan yang menjadi momen istimewa itu.
Tenda sudah terpasang, baju pengantin, dan catering pun sudah siap. Semua sudah terencana dengan rapi.
Sabtu itu, rencana keduanya akan melangsungkan akad nikah, dan baru esoknya, Minggu (7/5/2017) akan melangsungkan resepsi.
Waktu itu jam menunjukkan pukul 12 siang.
Dua jam lagi prosesi pernikahan akan dijalani olah kedua mempelai.
Keluarga kedua belah pihak dan kerabat dekat telah siap mengikuti acara sakral kedua calon pengantin, bahkan penghulu pun sudah siap.
Kisah yang diunggah Grid.ID dari laporan Welly Hadinata, reporter Swijaya Post (Tribunnew.com) dari Palembang ini sungguh di luar kekuasaan manusia.
Elsa bukannya berada di kursi pengantin, namun Elsa harus mendapat penanganan dokter di RS Cabang Charitas di Lebong Gajah, karena nyeri dada yang tak tertahankan.
Tiba-tiba, Elsa, calon pengantin wanita merasa sakit nyeri pada dadanya dan sesak napas.
Dalam kondisi seperti itu, ia masih berusaha kuat dan sadar.
Ia pun tampak masih berpindah dari kamar satu ke kamar lain.
Karena nyeri yang dirasakan semakin tak tertahankan, keluarganya memutuskan untuk membawa Elsa ke rumah sakit.
(BACA JUGA Nenek Istimewa Ini di Belakang Kemenangan Macron Menjadi Presiden Perancis, Kisahnya Mengukir Sejarah)
(BACA JUGA Awas! Rambut Rontok Bisa Jadi Pertanda Kamu Terkena Penyakit!)
(BACA JUGA Ternyata Ini Loh Wewangian Pembangkit Gairah Seks Pria)
Selama perjalanan, Elsa terus mengeluh kesakitan di bagian dadanya, sehingga selama perjalanan ia terus memegangi dadanya.
Setiba di rumah sakit, Elsa langsung masuk ke ruang UGD.
"Kami sudah pasrah dan waktu itu jam satu lewat, saya merasa Elsa sudah tidak bernyawa lagi saat masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Wanita kelahiran Palembang 31 Jul 1977 ini pun seolah telah mengetahui ajalnya akan tiba.
Menurut cerita orangtuanya yang mendampingi, Elsa seolah sudah tahu ajal akan menjemputnya.
Ayahnya menirukan ucapan Elsa yang sangat memilukan. "Pak..bu..aku dak bakalan lamo lagi, itulah kata-kata yang diucapkan Elsa.
Mendengar ucapan itu, ibunya menenangkan. “Bertahan saja nak, kita berobat," kenang ayah Elsa menirukan ucapan ibunya.
Satu jam berlalu, namun Elsa tidak menunjukkan adanya kemajuaan.
Dwi bercerita, dalam hati seolah ia sudah tahu, bahwa saat itu anak kesayangannya sudah pergi untuk selamanya.
Namun, ia tak dapat berkata. Ia menahan agar air matanya tak keluar.
Kesedihan semakin menjadi, ketika dokter menyatakan, bahwa Elsa telah meninggal dunia.
Kematian Elsa meninggalkan kesan mendalam baghi Yuliana, ibunya.
(BACA JUGA Kompilasi Gaya Simpel Seksi Nikita Mirzani dengan Kemeja Putih Polos Super Ketat di Bagian Dada)
(BACA JUGA 7 Bahan Alami Ini Bisa Bikin Putih Gigimu, dari Bumbu Dapur, Limbah Buah, Sampai Bahan Bakar!)
(BACA JUGA Facebook Buka Ribuan Lowongan untuk Atasi Live Bunuh Diri di Facebook)
Ia baru menyadari, seminggu menjelang akad nikah, Elsa meminta untuk tidur bersama ibunya.
Selama ini Elsya tampak sehat-sehat saja.
Hanya beberapa hari sebelum acara ia sering mengeluh sakit di dadanya.
Namun hal itu tidak menyadari bahwa itu adalah firasat.
“Sebagai ibu, saya merasa mungkin Elsa mau tidur dengan ibunya karena mau nikah.
Ternyata, itu permintaan terakhirnya," kenang Yuliana dengan duka yang mendalam.
Hingga Senin (8/5/2017), rumah keluarga almarhum Elsa masih diselimuti duka.
Darmadi, calon pengantin pria tampak memeluk calon mertuanya, di Jalan Sako Pancasila RT 05 RW 02 Kelurahan Sako Baru Kecamatan Sako Palembang.
Masih terpampang pada dinding ruang tamu mereka, foto almarhumah Elsa bersama Darmadi dalam bingkai kayu warna emas berukuran 20R.
Tirai hiasan untuk prosesi akad nikah pun dibiarkan terpasang.
Umur manusia hanya Tuhan yang tahu. Manusia boleh merencanakan, tapi ketika ajal menjemput, tak satu pun yang dapat melawan kehendakNya. (*)