Grid.ID - Banyaknya informasi soal hidup sehat rupanya membuat semakin banyak orang tergerak untuk mengikuti gaya hidup ini.
Orang-orang kini menimbang-nimbang makanan apa yang baik dan buruk bagi tubuh mereka sebelum membeli atau menyantapnya.
Namun karena industri makanan juga memerlukan pemasukan, maka banyak produk dikemas atau diklaim sebagai produk yang sehat.
Produsen memberi label produk mereka lebih sehat dibanding yang lain.
Tentu nggak semua harus kamu percaya.
Nah berikut beberapa mitos soal makanan dan nutrisinya yang banyak beredar, namun bisa kamu abaikan.
1. Roti gandum nggak menyebabkan gemuk
Kebanyakan dari kita merasa sudah melakukan diet yang benar dengan mengganti nasi atau roti tawar dengan roti gandum.
Tapi apakah kamu mendapatkan hasil yang diinginkan, atau lingkaran perut kamu tetap tidak berubah?
Mengapa demikian?
Faktanya, roti gandum yang berwarna kecoklatan ini, meski dibuat dari biji gandum utuh, namun dalam proses pembuatannya adonannya dicampur dengan tepung terigu putih dan dedak gandum.
Fungsinya untuk memberikan tekstur yang sedikit lebih lembut.
Akibatnya, seperti halnya roti tawar putih, roti gandum juga lebih cepat dicerna dan memiliki (indeks glikemik) IG yang tinggi.
Masalahnya, karena terlanjur dianggap sebagai makanan sehat, maka kita sering mengkonsumsinya dalam jumlah lebih banyak, bahkan ditambah berbagai jenis selai yang mengandung banyak gula.
2. Makan sedikit tapi sering bikin kamu langsing
Banyak orang berangggapan makan sedikit tapi sering akan memicu metabolisme dalam tubuh sehingga membuat kamu tidak mudah menjadi gemuk.
Gagasan ini mencontoh kebiasaan orang Asia yang makan dalam porsi kecil namun lebih sering.
Hal ini nggak sepenuhnya benar.
Bila metode ini terbukti keampuhannya, mengapa mengemil justru menyebabkan gemuk?
Padahal ngemil kan sama dengan makan dengan porsi kecil namun sering.
Namun mengapa orang-orang Asia yang lebih sering menyantap makanan nggak menjadi gemuk?
Kuncinya adalah pada makanan yang mereka santap.
Kebanyakan makanan itu berupa sayur-sayuran, karbohidrat yang tidak melalui banyak pemrosesan, serta makanan-makanan segar.
3. Kopi nggak baik untuk kesehatan
Ya, bila kamu meminumnya dengan banyak tambahan gula atau susu.
The Journal of Nutrition menyebutkan bahwa kopi hitam memberi lebih banyak anti oksidan pada tubuh dibanding sayuran dan buah-buahan.
Selain itu, secara statistik, peminum kopi mengalami depresi lebih sedikit, jauh dari diabetes, bahkan berusia lebih panjang.
Tentu hal itu ada syaratnya, yakni minum dalam jumlah sewajarnya, dan jangan mencampurnya dengan gula.
4. Setiap kalori sama saja
Dalam diet, kamu seringkali diminta membatasi asupan kalori.
Namun ternyata 1.000 kalori yang berasal dari cake berbeda dengan 1.000 kalori dari daging ikan.
Artinya, jenis kalori yang kamu makan ikut menentukan keberhasilan diet.
Jenis makanan yang berbeda memiliki efek metabolisme yang berbeda juga, sehingga sekedar mengurangi kalori tidak akan efektif untuk menjaga kesehatan.
Jika kamu ingin mengurangi kalori, jangan ambil dari protein, karena jenis makanan ini bisa menahan rasa lapar serta meningkatkan metabolisme tubuh.
5. Makanan rendah lemak lebih sehat
Ada alasan mengapa junk food terasa lezat.
Jawabannya adalah lemak.
Namun karena lemak sering dianggap sumber penyakit, maka banyak produsen makanan menyediakan versi rendah lemak (low fat) pada produknya, sehingga kamu nggak merasa berdosa saat menyantapnya.
Namun tahukah kamu bahwa menghilangkan lemak sekaligus menghilangkan rasa lezat?
Untuk mengatasinya, produsen makanan menambahkan rasa dari bahan-bahan lain termasuk pemanis buatan.
Bahan-bahan ini bisa jadi lebih buruk efeknya dibanding lemak yang dihilangkan.
Oleh karenanya, lemak sebenarnya tetap bisa dikonsumsi dalam jumlah tertentu dan dari sumber yang sehat, seperti kacang-kacangan dan alpukat.
6. Makan buah bisa bantu kamu menjadi langsing
Buah-buahan mengandung vitamin dan serat.
Namun, juga mengandung kalori dan gula yang bisa menggagalkan rencana diet jika dikonsumsi berlebihan.
Sebuah pisang, misalnya, memiliki jumlah kalori yang sama dengan dua chocolate chip cookie, yakni sekitar 100 kalori.
Jika kamu ingin menjadi langsing, sebaiknya kamu mengonsumsi empat porsi buah setiap hari bersama dengan sumber protein seperti kacang-kacangan dan yoghurt Yunani.
7. Daging merah tidak baik untuk kesehatan
Soal ini, ada peneliti yang sepakat bahwa daging merah lebih buruk dari daging putih, namun sebagian lain peneliti menyangkalnya.
Memang benar daging merah meningkatkan risiko penyakit jantung karena kandungan lemak jenuhnya.
Namun daging putih juga mengandung lemak jenuh.
Seporsi daging sapi sirloin mengandung lemak jenuh lebih sedikit daripada paha ayam dengan kulit.
Jangan makan daging ayam dengan kulitnya.
Pilih daging sapi tanpa lemak agar tidak menambah kandungan lemak jenuh dalam tubuh.
(Wisnubrata/kompas.com)
(Susanto/Alfa)