Grid.ID - Masih ingat jelas di ingatan kita bagaimana Pevita Pearce harus meminta maaf beberapa kali karena telah memposting sebuah foto lukisan karya seni.
Kejadian yang berlangsung pada 11 Maret lalu tersebut langsung membuat namanya tercoreng karena menampilkan sosok Ibu negara, Dewi Soekarno yang tampak tidak memakai sehelai pakaian pun.
Postingan itu langsung menjadi viral dan mendapatkan komentar miring dari para penggemarnya.
(BACA JUGA Masih Boleh Kok Ngemil Malam Hari, Ingat 4 Cemilan yang Aman Sebelum Tidur Ini )
rrrvvvttttt Kurang sopan rasanya
rozydrwn Hapus ajaa pev, soalnya di sini susah buat nerimaa seni kaya gitu yaa, tau sendiri Indonesia gimana wkwkwkw
Sekali tiga uang, salah satu anggota dari idol grup Korea Selatan, Bang Yong Guk dari grup boyband B.A.P juga memiliki ketertarikan di bidang karya seni dan seringkali memposting foto dari sebuah lukisan.
Baru-baru ini ia memposting sebuah foto lukisan dengan latar belakang hitam putih.
Ia memposting sebuah karya seniman Belgia, Leon Frederic dengan judul Nature or Abundance.
Dalam foto tersebut terlihat jelas seorang anak yang sedang menyusui pada seorang wanita.
Tubuh wanita tersebut dikelilingi oleh bunga namun masih terlihat jelas lekukan tubuh dan juga anak-anaknya.
(BACA JUGA Anak Suka ‘Ngeyel’ Kalau Dibilangin? Ini Tips Mendidik Anak Generasi Millennials dari Psikolog )
Meskipun sama-sama memiliki adat ketimuran, postingan Bang Yong Guk mendapatkan reaksi yang positif dari para penggemarnya.
"Wow ini foto apa? Terlihat sangat menakjubkan!" tulis seorang penggemar dalam bahasa korea @vx_xx_xx_xv.
"Wow keren," tulis @honeysuger_guk dalam bahasa korea.
"Aku sedang banyak berusaha melukis akhir-akhir ini oppa... Jadi aku juga pengen melihat lukisan ini," tulis @yunjin_eooooo dalam bahasa korea.
(BACA JUGA Nggak Pede dengan Bibir Menghitam? Atasi dengan Cari Tahu Penyebabnya! )
Korea Selatan sendiri memang sudah menerima karya seni yang berhubungan dengan wanita dan aktivitas seks yang dipublikasikan, meski tidak terlalu terbuka.
Hal ini seakan mengingatkan kita untuk menempatkan diri di masing-masing kebudayaan, bahkan jika menyentuh ranah seni. (*)