Selama 6 bulan ini, Gaby setiap hari menggunakan "perut palsunya" yang semakin lama semakin membesar.
Bahkan orang tua pacarnya juga percaya kalau dia sudah hamil.
Selama dia "hamil", guru dan teman – temannya memandang dia dengan sebelah mata dan menjauhinya.
Dan hari itu, sekolahnya mengadakan seminar besar – besaran.
Gaby menggunakan kesempatan ini untuk memberitahu kenyataan apa yang sebenarnya telah terjadi.
Kepala sekolah akhirnya mengijinkan dia berbicara di seminar ini.
Orang–orang yang awalnya menghina dia.
Melihat Gaby mengeluarkan perut palsu itu di depan mereka semua dan dia mulai menceritakan apa yang dia alami selama 6 bulan ini.
Ceritanya membuat banyak murid dan guru wanita menangis dan memotivasi mereka!
Gaby ingin terus berjuang untuk mengatasi masalah kehamilan yang terjadi di usia belia.
Bahkan dia juga berjuang untuk melindungi wanita hamil yang mengalami kekerasan.
Dia mendapatkan dukungan dari walikota dan pihak sekolah lalu juga membuat pusat perlindungan di sekolahnya untuk melindungi masa remaja para murid.(*)