Wills yang merupakan pakar evolusi paleobiologi menuturkan, planet lain bisa saja tak mengizinkan evolusi jadi makhluk cerdas.
Makhluk bersel satu, jika ada, akan stuck sebagai makhluk yang sama selama miliaran tahun. Dalam skenario lain, evolusi bisa terhambat hingga level serangga.
Jadi, jika harus membayangkan rupa alien, maka jangan langsung membayangkan makhluk mirip manusia. Bisa saja itu mirip serangga.
Hasil riset para peneliti astrobiologi, cabang ilmu yang mempelajari kehidupan di wilayah ekstrem, bisa memberi petunjuk untuk membayangkan rupa alien.
Riset bidang itu menunjukkan, makhluk hidup bisa eksis dalam kondisi yang jauh berbeda dengan bayangan manusia, bisa sangat dingin atau panas.
Contohnya, kehidupan di Danau Vostok. Meski berada 3.700 meter di bawah lapisan es, danau itu punua 3.507 rangkaian RNA dan DNA, fragmen sel dan virus. Jadi, kehidupan ada di sana.
Contoh kedua di gua kristal Naica. Suhu di sana berkisar 45-65 derajat celcius dan tingkat kelembaban mencapi lebih dari 99 persen. Tapi nyatanya, kehidupan ada.
Makhluk hidup di sana mendapatkan energi dengan kemosintesis, memanfaatkan kekayaan unsur belerang, bukan oksigen.
Baru-baru ini, ilmuwan juga menemukan jenis hewan lunak yang bersimbiosis dengan bakteri pemakan belerang. Simbiosis itu memungkinkan hewan itu bertahan hidup dengan kemampuan luar biasa: memakan gas!
Dunia dingin ekstrem, panas ekstrem, atau kadar belerang tinggi terdapat di mana pun di alam semesta. Bulan saturnus misalnya, punya kondisi mirip.
Banyak ilmuwan beranggapan, unsur yang terpenting adalah air. Jadi, ketika ada air berbentuk cair, maka kehidupan mungkin ada.
Bulan milik planet Saturnus, Titan dan Enceladus, diduga sebagai wilayah yang memungkinkan adanya makhluk hidup.