Dokter Najjar hanya melakukan pemeriksaan dengan cara yang sangat simpel.
Dia meminta Susannah untuk menggambar sebuah jam di atas selembar kertas.
Setelah Susannah menyelesaikan gambar ini, dokter Najjar semakin yakin akan diagnosisnya.
Keanehan pada Susannah bukan disebabkan oleh gangguan jiwa, melainkan oleh karena alasan fisiologis.
Gambar jam yang dibuat Susannah, semua angkanya ada di sebelah kanan.
Dokter merasa ada bagian dari otaknya yang mengalami kerusakan.
Berdasarkan hasil tes ini, dokter Najjar melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter mendiagnosis Susannah menderita penyakit Anti-NMDA Receptor Encephalitis.
Untuk mengetahui penyakit ini sangatlah tidak mudah, karena gejalanya sangat mirip dengan sakit kejiwaan lainnya.
Padahal sakit ini menyerang kekebalan tubuh pasien dari otak.
Kalau saja dokter Najjar tidak melakukan pemeriksaan ini, mungkin Susannah akan dikirim ke rumah sakit jiwa.
Tentu, penyakitnya malah akan bertambah parah, bahkan mungkin akan koma atau meninggal.