(BACA JUGA: Penting! Waterproof dan Water Resistant Itu Beda! Smartphone Kebanyakan Water Resistant, Ini Penjelasannya)
Apa itu anisakiasis?
Anisakiasis merupakan penyakit parasit dari saluran pencernaan manusia biasanya ditandai dengan gejala sakit pada abdomen, kejang dan muntah,
Hal tersebut disebabkan oleh makanan mentah atau ikan laut belum diolah yang langsung dikonsumsi.
Ikan laut yang belum diolah tersebut biasanya mengandung larva cacing ascaridoid.
Larva yang bergerak menembus dinding lambung menimbulkan lesi atau ulkus akut disertai dengan mual, muntah dan sakit epigastrik, kadang disertai dengan hematemesis.
Larva ini mungkin migrasi ke atas dan menempel di dinding orofaring dan menyebabkan batuk.
Di usus halus, larva menimbulkan abses eosinofil, dengan gejala menyerupai apendisitis atau enteritis.
Pada saat larva menembus masuk rongga peritoneal, jarang sekali mengenai usus besar.
(BACA JUGA: Pergoki Suami Bersama Perempuan Lain Tanpa Busana di Kamar, Reaksi Sang Istri Sangat Mengejutkan)
Penyakit ini biasanya menimpa orang yang mengkonsumsi ikan laut, gurita atau cumi mentah atau yang tidak ditangani dengan baik (dibekukan, diasinkan, direndam garam, atau diasap)
Dulu penyakit ini sering ditemukan di Belanda, namun karena jumlah konsumen ikan mentah terus meningkat, kini penderita penyakit ini pun bertambah hampir di seluruh Eropa Barat dan AS.
Bahkan di Jepang sendiri lebih dari 12.000 kasus Anisakiasis ini ditemukan.
Tindakan pencegahan
Kamu harus menghindari konsumsi ikan laut yang tidak dimasak dengan baik.
Panaskan ikan laut hingga 60 derajat Celcius (140 F) selama 10 menit, bekukan hingga 35 derajat Celcius (-31 F) atau lebih rendah selama 15 jam atau bekukan dengan cara biasa pada 23 derajat Celcius (-10 F) selama paling tidak 7 hari, cara ini akan membunuh larva.
Cara yang dikembangkan di Belanda ini terbukti ampuh dan efektif membunuh parasit yang ada di dalam perut ikan.
Sebelum memasaknya, kamu juga harus membersihkan dan membuang usus (eviscerasi) ikan secepat mungkin sesudah ditangkap.
Hal tersebut dapat mengurangi jumlah larva yang masuk ke dalam otot mesenterik. (*)