Grid.ID - Sejumlah wisata tematik terus bermunculan di wilayah Malang.
Salah satunya adalah kawasan wisaya Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Inovasi Pemerintah Desa Pujon Kidul mendapat penghargaan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Desa Pujon Kidul masuk dalam 10 desa yang mendapat penghargaan dengan konsep wisata agronya.
Penghargaan itu diberikan pada Sabtu (13/5/2017) malam di Bukittinggi, Sumatera Barat dalam kegiatan Expo BUMDes 2017.
(BACA JUGA Mau Liburan Tapi Dana Cekak? Mending ke 5 Tempat Wisata di Jakarta yang Murah Meriah Ini)
“Pengelolaan yang dilakukan oleh kami mendapat penghargaan,” kata Kepala Desa Pujon Kidul, Udi Hartoko yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Udi menjelaskan, penghargaan yang diterimanya karena proses pemberdayaan oleh pemerintah desa dalam memanfaatkan potensi desa.
Selain itu, penggunaan Dana Desa (DD) yang dinilai dapat mendongkrak potensi desa. “Kami punya sawah, kami manfaatkan sawah,” katanya.
Di desa ini terdapat tempat wisata yang unik, Kafe Sawah yang berdiri di tengah sawah.
Sebuah destinasi wisata yang memadukan keindahan alam dan kuliner lokal.
Kafe Sawah mulai beroperasi 11 Oktober 2016 dan diresmikan pada 12 Maret 2017 oleh Bupati Malang Rendra Kresna.
Berdiri di atas lahan milik desa (bengkok) seluas sekitar 8.000 meter persegi, kafe tersebut dikelilingi hamparan sawah yang luas dan di ujungnya terdapat pemandangan pegunungan.
(BACA JUGA 12 Kuliner Mie Super Lezat se-Asia yang Harus Kamu Coba, Mie Asal Indonesia Masuk Peringkat Berapa, Ya?)
Di ujung selatan terdapat Pegunungan Kelet, ujung utara terdapat Pegunungan Dorowati, ujung timur terdapat Pegunungan Lirang dan ujung barat terdapat pemandangan Gunung Kelud.
Praktis, setiap mata memandangan selalu tertuju pada sawah yang di ujungnya terdapat gundukan pegunungan.
“Awalnya warung kopi. Ternyata dengan berjalannya waktu kedatangan orang banyak. Akhirnya kami pun mengikuti permintaan wisatawan,” kata salah satu pengelola Kafe Sawah, Pujon Kidul, Ibadur Rohman saat ditemui KompasTravel.
Selain itu, pemerintah desa setempat lantas mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mewadahi pembentukan destinasi wisata tersebut.
“Sebenarnya kami inginnya teman-teman pemuda Pujon Kidul tidak kerja ke luar daerah. Juga untuk mengurangi kenakalan remaja di lingkungan ini dengan wadah kegiatan seperti ini,” katanya.
(BACA JUGA : Nggak Cuma Cilok Muncratnya yang Dicela, Ceker Menyayat Hatinya Mulan Jameela Pun Kembali Dicemooh)
Saat ini, sudah ada 55 pemuda desa yang diberdayakan untuk bekerja di kafe tersebut. Rata- rata, para pemuda itu putus sekolah. Ada yang putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD) dan ada juga yang putus sekolah sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Rata-rata karyawan kita usia labil dan mereka anak-anak putus sekolah,” katanya.
Selain itu, juga ada 20 tim dari kelompok tani dan kelompok peternak yang diberdayakan dengan menjadi pemandu wisata (guide).
Alasannya, banyaknya kunjungan wisatawan menjadikan desa itu sebagai desa wisata.
Selain Kafe Sawah yang menjadi destinasi utama, juga terdapat wisata edukasi peternakan dan pertanian.
Menurut Badur, sejak November 2016 hingga akhir April 2017, kunjungan wisatawan sudah mencapai 172.000 wisatawan.
Sebanyak 60 persen wisatawan lokal Jawa Timur dan sisanya dari luar daerah dan sisanya dari luar daerah seperti dari Jakarta.
Saat ini, kunjungan wisatawan per hari terus meningkat.
(BACA JUGA Inilah Perbedaaan Makanan 4 Maskapai dari Masa ke Masa, Ada yang Komplet Dengan Menu Kaviar)
Jika akhir pekan dan hari libur, kunjungan wisatawan mencapai 4.000 hingga 5.000 orang per hari.
Sementara pada hari biasa mencapai 500 hingga 600 orang.
Untuk kulinernya tersedia beragam menu, ada minuman jahe dan susu yang bahannya dari hasil masyarakat lokal.
Juga terdapat kopi yang bahannya diambil dari Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Untuk makanan, ada nasi jagung dan nasi ampok atau jagung yang dihaluskan.
Pratama Zulfiansyah, wisatawan asal Kota Malang mengatakan, Kafe Sawah memiliki kekhasan tersendiri karena menghadirkan pemandangan yang bagus.
“Bersih, hijau, segar, bagus banget. Di sini tidak hanya menampilkan sawah saja, tapi fasilitasnya juga baik,” katanya. (*)
(Kontributor KOMPAS Malang, Andi Hartik)