Grid.ID - Gelar ningrat di Jepang dianggap sakral.
Namun, begitu melanggar aturan, maka gelar itu bisa dicabut dan terpaksa menjadi orang biasa.
Pilihan itu diambil Putri Mako, putri pasangan Pangeran Akishino and dan Putri Kiko.
Dia juga merupakan cucu pertama Kaisar Jepang Akihito.
Demi cintanya, dia rela kehilangan gelar "putri" kekaisaran dan menjadi orang biasa.
Dia tak akan menikahi keturunan ningrat.
Namun, Putri Mako (25 tahun) dalam waktu dekat justru akan menikahi orang biasa yang ia cintai, Kei Komuro (25 tahun).
Otomatis, itu akan membuat gelarnya sebagai putri di Kekaisaran Krisantium atau Jepang itu hilang.
Keduanya pertama kali bertemu di sebuah restoran di Shibuya, Tokyo, pada 5 tahun lalu.
Saat itu tengah digelar pembicaraan bagaimana sekolah di luar negeri.
Kei Komuro adalah teman sekampus Putri Mako di International Christistian University di Tokyo.
Ia pintar bermain ski, biola, dan memasak, selain pernah bekerja sebagai “Prince of the Sea” untuk mempromosikan Pantai Shonan di Prefekture Kanagawa.
Begitu menurut laporan dari NHK, Rabu (17/6/2017).
Sementara Putri Mako adalah putri sulung dari Pangeran Akihino dan Putri Kiko.
Dia menjadi cucu pertama bagi Kaisar Akihito dan Putri Michiko.
Sang putri juga menjadi orang pertama dalam keluarga kekaisaran Jepang yang berkuliah di International Christian University (ICU) di Tokyo.
Ia mempelajari seni dan budaya, serta mengikuti pertukaran mahasiswa di University of Edinburgh di Skotlandia.
Lulus dari ICU, Putri Mako kembali ke Inggris untuk mengambil gelar sarjana museum seni dan galeri di University of Leicester pada Januari 2016.
Saat ini Putri Mako bekerja sebagai peneliti di University Museum of the University of Tokyo sambil mengambil gelar doktoral di ICU.
Sebagian tugas resmi Putri Mako adalah sebagai presiden kehormatan berbagai kegiatan, seperti Tokyo International Book Fair.
Nah, setelah menikah dengan Kei Komuro maka Putri Mako akan kehilangan gelarnya sebagai “Putri” dan menjadi rakyat biasa.
Meski begitu, pernikahan itu sudah disetujui orangtu mereka Akishino and Kiko.
Ini juga termasuk unik, karena rencana pernikahan mereka sudah menjadi berita di mana-mana.
Sebelumnya, kegiatan atau rencana di dalam kekaisaran Jepang sangat tertutup.
Publik tahu setelah secara resmi diumumkan pihak kekaisaran.
Namun, keterbukaan mulai sedikit terjadi dalam kekaisaran Jepang.
Meski begitu, tetap sulit mendapat informasi dari kekaisaran sebelum mereka benar-benar resmi memberi pernyataan.
Sebab itu, Kei Komuro sebagai orang biasa yang lebih mudah diwawancarai, banyak diburu wartawan.
Meski begitu, dia juga belum berani banyak bicara.
"Saya belum bisa memberi banyak keterangan. Pada saat yang tepat nanti saya akan membicarakan hal ini," kata Kei Komuro. (*)