Grid.ID-Status Facebook pemilik akun Afi Nihaya Faradisa mendadak viral di dunia maya.
Berbeda dari status remaja seusianya, status gadis yang akrab dipanggil Afi tersebut sangat inspiratif serta kritis.
Salah satunya yaitu tentang keputusannya nggak menggunakan gadget selama beberapa hari.
Saat ditemui Kompas.com, Selasa (13/12/2016), siswi kelas III SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, tersebut mengaku masih nggak percaya jika status-status di media sosial disebarkan oleh ribuan orang.
(BACA JUGA Afi Nihaya, Siswi SMA Banyuwangi yang Bikin Heboh Bicara Keberagaman, Ditawari Beasiswa oleh Bupati Azwar Anas )
Afi sudah memiliki akun Facebook sejak kelas III SMA.
Namun, ia kembali aktif menulis di Facebook sejak Juli 2016 tentang kritik pada pendidikan di Indonesia.
"Sejak saat itu ribuan orang membagikan dan komentar di status saya."
"Sering enggak nyangka."
"Tapi yang viral luar biasa, ya status yang menceritakan pengalaman saya tidak menggunakan gadget,” jelas Afi.
(BACA JUGA Ngeri, Sepasang Kekasih Ini Dilempari Batu Hingga Tewas di Depan Umum, Akibat Tinggal Seatap Tanpa Nikah )
“Banyak yang copy paste dan saya tidak mempermasalahkannya."
"Konsekuensi menulis di internet," kata gadis yang berjilbab tersebut.
Statusnya pernah disebarkan melalui Twitter musisi Addie MS.
Lewat akun @addiems, komposer tersebut menulis, "Bangga sekali pd remaja Indonesia yg brilian ini. Bersikap kritis dan positif. Tulisan2nya amat menginsprasi. Bravo, Afi Nihaya Faradisa!"
(BACA JUGA Ketika Raisa Membaca Ayat Alquran, Ini yang Dirasakannya! )
Afi mengaku hanya memiliki akun Facebook dan tidak memiliki akun Twitter dan blog.
Karena itu ia heran sebab banyak blog dan Twitter yang menggunakan foto, nama, dan status-status yang dia buat.
Saat ini (13/12/2016-red), akun Facebook Afi diikuti oleh 93.316 orang.
Selain itu, perempuan kelahiran Banyuwangi 23 Juli 1998 tersebut juga pernah menulis status menyikapi tentang fenomena berita palsu alias hoax.
Pada status yang ditulisnya pada 29 November 2016 tersebut, Afi mengaku sebagai salah satu administrator grup pembongkar hoax terbesar di Indonesia.
(BACA JUGA Hasil Biopsi Kanker Serviks Jupe Tidak Ditutup-Tutupi Lagi, Ini Kisah Lengkapnya! )
"Saya ada admin yang paling muda usianya."
"Ada beberapa admin yang berlatar belakang pekerjaan yang berbeda-beda,” urainya.
“Kami tidak pernah bertemu, tapi selalu berdiskusi di dunia maya lewat chating," kata dia.
Terkait keterlibatannya di grup tersebut, Afi mengaku ditawari oleh salah satu administrator dan langsung menerimanya.
Ini menjadi pengalaman luar biasa bagi Afi.
(BACA JUGA Jangan Cuek, Ini 6 Tanda Pria Ngebet Pacaran Sama Kamu, yang Terakhir Romantis Banget! )
"Saya bisa belajar karena di balik isu hoax ada kepentingan besar dan kita ini secara tidak sadar dimanfaatkan oleh kepentingan tersebut," jelasnya.
Sebagai administrator grup, Afi menggunakan akun Facebook yang berbeda, nggak menggunakan akun yang dipakainya sehari-hari.
Hal itu dilakukan untuk menghindari serangan-serangan dari orang yang nggak suka statusnya.
"Ada kawan saya yang ganti akun sampai 13 kali karena ada yang bobol," kata dia sambil tertawa.
(BACA JUGA 9 Kalimat yang Paling "Melelehkan" Hati Doi, Nomor 5 & 6 Simpel Tapi Bermakna )
Gadis yang aktif di kegiatan organisasi sekolah ini memiliki hobi membaca, khususnya buku-buku tentang pengembangan diri.
Dia juga rajin menulis di buku harian.
Dia menunjukkan empat buku tulis tebal yang berisi catatan hariannya yang tertulis rapi.
Ia masih menyimpan tulisan pertamanya pada Rabu 14 Mei 2015.
Afi mengaku bahwa buku harian tersebut berisi tentang perjalanan hidupnya dan setiap peristiwa yang ia alami.
Semua ditulis detail di catatan itu.
(BACA JUGA 15 Cara Paling Mudah Agar Menjadi Pacar Idaman, Nomor 7 Sering Terjadi )
Untuk menulis status di Facebook, Afi memanfaatkan ponsel Android milikya.
Kalau menulis di laptop atau komputer, idenya justru tidak keluar.
"Sepanjang apa pun statusnya, ya saya ngetiknya pakai handphone. Biasanya saya menulis siang atau sore hari selepas sekolah," katanya.
Sejak statusnya viral di dunia maya, Afi terpaksa menonaktifkan pemberitahuan atau notifikasi pada akunnya.
(BACA JUGA 10 Foto Kampung Pelangi di Semarang yang Ramai Dipuji Dunia, Rumah Kumuh Jadi Penuh Warna )
Maklum, bunyi notifikasi itu sangat mengganggu.
Satu jam bisa ada ratusan pemberitahuan.
"Juga ada ribuan pesan yang belum terbaca karena terlalu banyak."
"Sedangkan saya ya hanya pakai handphone sederhana ini," katanya sambil menunjukkan hape berwarna hitam.
Afi adalah anak pertama dari dua bersaudara.
(BACA JUGA Alasan 6 Seleb Muda Ini Pilih ke Inggris Buat Lanjutin Kuliah, El Rumi Mau Perbaiki Pergaulan! )
Ayahnya Wahyudi (46) bekerja sebagai penjual cilok di sekolah dekat dengan rumahnya.
Adapun ibunya Sumarti menderita Glukoma dan kehilangan penglihatan total sejak setahun terakhir, sehingga dia lebih banyak beraktivitas di rumah.
Mereka tinggal di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.
Wahyudi, ayah Afi, sempat kaget ketika mengetahui status-status anak gadisnya.
(BACA JUGA Wanita Swedia Ini Menikah Dengan Pria Bugis, Ini yang Membuatnya Jatuh Hati )
Dia baru mengetahui beberapa hari terakhir setelah rumahnya banyak didatangi oleh wartawan.
"Saya punya akun Facebook, tapi malah tidak berteman dengan anak saya."
"Baru berteman seminggu terakhir ini,” urai ayah Afi, Wahyudi.
“Malah saya pernah diblokir, katanya biar saya enggak tahu statusnya."
"Saya kaget dan juga bangga," kata Wahyudi.
Menurut dia, aktivitas anak gadisnya sama dengan kegiatan anak-anak seusianya.
Hanya saja, Afi lebih suka berdiam diri di dalam kamar dan membaca banyak buku.
(BACA JUGA Ya Ampun! SPG Sampai Terkapar Akibat Perang di Jalanan Antara Oppo Vs Vivo, Lihat Deh Videonya )
Ia selalu berpesan pada putrinya untuk selalu membaca buku.
Dia juga berharap Afi bisa melanjutkan sekolahnya hingga menjadi sarjana.
"Walaupun perekonomian kami rata-rata, tapi saya tetap meyakinkan Afi jika pendidikan adalah yang pertama,” jelasnya.
“Semoga dia dapat beasiswa," harapnya.
Meski "terkenal" di dunia maya, tetangga dan kerabatnya sama sekali tidak menyadari bahwa yang mereka perbincangan adalah Afi yang mereka kenal.
(BACA JUGA Inilah Hadiah Spesial Untuk Pahlawan Penangkal Serangan WannaCry, Tidak Hanya Uang Tapi Makanan Kesukaannya )
"Ada yang bilang, eh, ada yang nyuri fotomu buat akun Facebook. Kok kamu enggak marah? Saya cuma tertawa."
"Banyak yang mengira akun saya itu palsu, padahal ya saya sendiri yang nulis," jelas Afi.
Saat ini beberapa penerbit besar sudah menghubungi dan meminta agar Afi segera menerbitkan buku.
Namun, Afi masih belum memutuskan karena masih konsentrasi dengan persiapan ujian akhir.
Dia juga nggak tahu harus menulis apa jika benar-benar akan membuat buku.
(BACA JUGA Menikahi Dua Wanita Sekaligus, Ini yang Dilakukan Mempelai Pria Setelah Menikah Supaya Adil )
Ia baru akan melakukannya setelah ujian.
"Mereka bilang tulisan apa saja terserah saya, tapi saya malah bingung."
"Memang cita-cita saya punya buku sendiri tapi malah bingung mau nulis apa,” jelasnya.
“Mau biografi? Tidak menariklah, saya bukan arti artis atau orang terkenal," kata gadis yang bercita-cita menjadi guru Bahasa Inggris tersebut. (Kompas.com/Ira Rachmawati)