Grid.ID - Pada 27 April lalu, Polda Jatim membongkar sindikat makelar perekrutan calon polisi tahun 2017.
Uang sebesar 380 juta rupiah lah yang menjadi saksi bisu 'tebusan' agar bisa lancar menjadi polisi di jalur bintara.
Modusnya adalah jika membayarkan sejumlah uang, maka para calon anggota polisi ini bisa dengan mudah masuk.
Meski harga yang harus dibayarkan jumlahnya tidaklah sedikit, tapi masih banyak saja yang memanfaatkan modus seperti itu.
(BACA JUGA Terharu, Fildan Bau Bau Terima Hadiah Ratusan Juta D’Academy 4 di Atas Kursi Roda )
Tapi tak hanya sekali ini, modus-modus penerimaan anggota polisi Indonesia terungkap.
Sebelumnya, juga ada kasus serupa di daerah Sumatera Selatan yang sempat membuat geram Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Di Sumsel, barang bukti yang didapatkan penyidik jauh lebih banyak dibanding Jatim.
(BACA JUGA Aplikasi Kencan Online Indonesia dan Singapura Bersatu, Bantu Cari Jodoh Online dan Offline )
Uang sebanyak 4,7 miliar rupiah yang kemudian bertambah menjadi 6,7 miliar rupiah berhasil dijadikan barang bukti.
Sertifikat tanah dan BPKB motor BMW juga dijadikan barang bukti karena diduga dibeli dari hasil pungli.
Modus yang digunakan oleh oknum PNS dan polisi ini adalah menerima suap dan pungli.
(BACA JUGA Sulitnya Kehidupan Fildan Juara D'Academy 4: Kelaparan, Sepatu Robek, Menjadi Kesehariannya )
Mereka menjanjikan kelulusan tes kesehatan, nilai sistem paket, membantu sistem per item dalam tes, sistem kumulatif, dan bimbingan melewati tes awal.
Orang tua dan kerabat para calon anggota polisi ini juga menggunakan modus 'titip' yang disertai sejumlah uang.
Padahal oknum yang menerima jasa 'titip' itu tidak melakukan apa-apa untuk para calon polisi.
Kalau diterima masuk polisi, ya oknumnya mendapat uang.
(BACA JUGA Jadi Juri di Cornetto Pop Awards, Isyana Sarasvati "Kayak Kuliah Dulu" )
Tapi kalau tidak diterima, uang akan dikembalikan atau ada juga yang tidak dikembalikan.
Pihak kepolisian memang sangat ketat dalam hal kelulusan, jadi tidak sembarang orang bisa menjadi polisi.
Harus hati-hati dengan modus seperti ini ya, karena menjadi polisi itu bukan main-main. (*)