Grid.ID - Media sosial adalah sebuah media online yang membuat penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan konten yang bisa dilihat oleh semua orang.
Menggunakan sosial media pun harus bijak jika tidak kesehatan mental maupun fisik bisa terganggu.
Ada setidaknya sekitar 10 sosial media yang banyak digunakan oleh masyarakat seperti facebook, twitter, path, instagram, dan Google.
Menurut sebuah penelitian, jika dirangking, instagram adalah jaringan sosial media yang paling banyak efeknya merusak kesejahteraan mental orang muda.
Instagram juga menyebabkan perasaan tidak mampu dan cemas.
(BACA JUGA Baca Komentar Nyinyir di Instagram, Ini yang Nola B3 Ajarkan ke Naura di Media Sosial)
Hal ini sesuai dengan sebuah penelitian yang dilakukan dengan melakukan sebuah survei yang kepada sekitar 1.500 anak yang berusia 14 sampai 24 tahun.
Royal Society of Public Health (RSPH) dan Young Health Movement (YHM) menerbitkan laporan penelitian yang berjudul, StatusOfMind .
Dalam laporan ini menyebutkan penilaian terhadap lima jaringan sosial media yang paling populer berdasarkan peringkat yang diberikan oleh kaum muda.
Di antara kelima jaringan sosial media itu, hanya YouTube yang memiliki dampak positif.
(BACA JUGA Luncurkan App Sendiri, Agnez Mo Ngaku "Sosial Media Bukan Hidup Saya")
Snapchat menduduki peringkat kedua platform sosial media yang paling berbahaya dan diikuti oleh Facebook.
Survei tersebut meminta anak muda untuk membuat konten di setiap platform media sosial yang mereka gunakan.
Kontennya berdasarkan pada 14 masalah kesehatan dan kesejahteraan, dua masalah yang oleh para ahli disebuat sebagai masalah yang paling signifikan.
Menurut penelitian tersebut, orang muda mengatakan bahwa ada empat dari platform sosial media yang paling banyak digunakan, Facebook, Twitter, Snapchat, dan Instagram.
Keempatnya ternyata membuat perasaan mereka menjadi cemas dan semakin buruk.
Laporan tersebut mengatakan satu dari enam anak muda akan mengalami gangguan kecemasan di beberapa titik dalam kehidupan mereka.
(BACA JUGA Ini Kunci Sophia Latjuba Menjaga Anak Dari Lingkungan Sosial Media)
Tingkat kecemasan dan depresi yang mereka rasakan meningkat 70% selama 25 tahun terakhir.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa visual Instagram dan Snapchat menjadi pemicu mengapa mereka menjadi cemas.
"Sangat menarik untuk melihat peringkat Instagram dan Snapchat sebagai yang platform sosial media terburuk untuk kesehatan mental. Kedua platform sangat terfokus pada gambar dan tampaknya membuat perasaan mereka menjadi tidak mampu dan cemas," ujar Shirley Cramer CBE, Chief Executive RSPH yang dikutip Grid.ID dari Mashable.
Laci Green, seorang YouTuber dengan 1,5 juta pelanggan, mengatakan bahwa media sosial telah mengubah bagaimana orang bersosialisasi, berkomunikasi, dan membentuk hubungan.
"Karena platform seperti Instagram dan Facebook menyajikan visual dari orang-orang yang kita kenal dan di sekitar kita, maka mudah realitas perspektif kehidupan kita menjadi terdistorsi," kata Green.
Hal ini bisa saja sedikit menipu atas apa yang diunggah.
(BACA JUGA Disebut Sederhana, Ini yang Dipakai Nagita Slavina di Thamrin City)
RSPH meminta pengelola platform media sosial untuk memperhatikan saat foto yang diunggah telah dimanipulasi secara digital.
Organisasi ini juga menyerukan pengenalan peringatan penggunaan pop-up yang membuat berat di media sosial.
Pada dasarnya, semakin manusia memutar kenyataan di sosial media, semakin otak kamu berjuang untuk memisahkan fakta dan non fakta.
Kamuflase pengguna sosial media akan membuat merasa tidak tenang dengan identitas mereka, yang pada gilirannya dapat menciptakan perasaan cemas dan tertekan.
Semakin manusia berpikir bahwa media sosial sebagai kompetisi atau tempat di mana kamu harus "melawan" teman sendiri, semakin besar kemungkinan kamu akan untuk mengalami konsekuensi-konsekuensi kesehatan mental negatif.
Jadi, bijaklah menggunakan sosial media agar kesehatan mental tidak terganggu. (*)