Find Us On Social Media :

“Please, Jangan Stereotype, Gay Juga Punya Cita-cita, dan Passion, Nggak Cuma Mikirin Seks”

By Indra, Senin, 22 Mei 2017 | 19:15 WIB

Begitu masa puber tiba, ia mulai sadar, bahwa dirinya lebih suka melihat cowok daripada cewek.

Grid.ID - Kisah cerita ini diambil dari blog seseorang yang menceritakan awal mula dirinya menjadi gay.

Grid.ID mengunggahnya, dengan menyebutkan nama samaran pelakunya. Sebut saja namanya Bobby (nama samaran).

Pria ini terlahir dari keluarga bahagia dan ketika kecil, tak ada sesuatu yang janggal.

Hubungan antara kakak, adik, dan orangtuanya baik-baik saja, penuh kasih dan sayang,  layaknya keluarga inti yang bahagia.

Begitu masa puber tiba, ia mulai sadar, bahwa dirinya lebih suka melihat cowok daripada cewek.

Film-film yang ditonton pun cenderung film-film superhero. Dan tontrotan ini menurut pengakuannya, sampai bisa membuat ‘Mr P’ berkedut.

Sejak SMP pula ia tidak memiliki ketertarikan dengan lawan jenisnya. Padahal, dari tampan, sih teman-temannya mengakui ia tampan. Banyak cewek yang mencoba dekat-dekat dengannya.

Rasa itu ia pendam sampai ia duduk di bangku kuliah.

Ia menyadari, keberadaan kaum gay menjadi perdebatan di berbagai media.

(BACA JUGA Pesta Seks Kaum Homo, Polisi Temukan Banyak Kondom, 6 Gigolo Diamankan)

(BACA JUGA Benarkah Setelah Berhubungan Seks Ukuran Miss V Jadi Longgar dan Besar?)

(BACA JUGA 6 Posisi Tidur Ini Bisa 'Mancing' Gairah Seks, Nomer 4 dan 5 Iya Banget Pokoknya)

Dari prestasi pendidikan, Bobby selalu menorehkan prestasi yang membanggakan.

Namun,  tak demikain denagn cintanya. ia mengaku tak  pernah jatuh cinta,

Pernah ia memaksakan dan mencoba ‘nembak’ pada seorang cewek, namun hati  tak dapat dibohongi. 

Setelah lulus kuliah, Bobby bekerja di salah satu perusahaan yang cukup besar di Indonesia.

Karirnya cukup cemerlang. Ia juga sudah tergolong lebih dari finansial.

Waktu terus berjalan. Singkat cerita, ia jatuh cinta dengan teman yang selama ini sudah ia kenal.

Ia memberi perhatian lebih pada cowok itu, misalnya menanyakan keberadaannya, sudah makan belum, dan bentuk perhatian lain.

Kenangan indah pun terukir. Namun, meski sudah saling bergenggaman tangan, Bobby mengaku tak sampai melakukan hubungan terlarang.

Dengan cowok itu, ia merasa pertama kali jatuh cinta.

Sekian lama berteman, cowok itu harus meninggalkan Bobby karena balikan lagi dengan mantan kekasihnya.

Untungnya, Bobby bisa menerima kenyataan yang mungkin pahit baginya.

“Gue sempet  bilang makasih buat semuanya. Gua sadar,  hubungan ini akan sulit dijalani. Pasti banyak rintangan,” kata pria yang mengaku masih menyimpan rasa kangen dan sayang sampai sekarang.

Dari pengalaman Bobby, ia mencatat beberapa poin.

Baginya gay bukanlah pilihan.

Ia menganggap ini takdir. 

Dari pengalaman dirinya,  gay bukan karena pengaruh lingkungan,.

“Nggak semua gay, otaknya ngeres. Sama kaya kalian yg straight...kita juga punya cita-cita, passion dan hal lain gak cuma mikirin seks...jadi please jangan stereotype,” jelasnya. (*)

Sumber cerita :

http://awalmenjadigay.blogspot.co.id/2015/07/curhat-seorang-gay-real-story.html