Find Us On Social Media :

Niatnya Hilangkan Rasa Sakit, Tapi 3 Jenis Obat Ini Justru Berbahaya Untuk Jantung

By Ridho Nugroho , Senin, 22 Mei 2017 | 20:58 WIB

Dari hasil penelitian diketahui ada 3 jenis obat penghilang rasa sakit berisiko terhadap serangan jantung.

Grid.ID – Rasa sakit yang tidak tertahankan seringkali harus dialami kita karena disebabkan kondisi tertentu.

Contoh paling mudah ialah saat sakit gigi, sakit kepala migraine atau pasca menjalani suatu operasi.

Demi menghindari rasa nyeri, umumnya para dokter meresepkan obat pereda rasa nyeri atau penghilang rasa sakit agar pasien dapat merasa lebih nyaman dan beristirahat.

(BACA JUGA: Tips Hilangkan Sakit Kepala Akibat Sinar Matahari, Tanpa Perlu Minum Obat!)

Namun, ternyata obat penghilang rasa sakit pun memiliki efek samping yang berbahaya bagi jantung kamu.

Seperti dikutip Grid.ID dari WebMD, obat penghilang rasa sakit yang masuk dalam kategori berbahaya ialah Motrin, Advil dan Aleve.

Dari hasil penelitian diketahui, ketiganya berisiko terhadap serangan jantung, meski  kamu mengonsumsinya hanya seminggu

(BACA JUGA: Jangan Kebiasaan Minum Obat Saat Migrain Datang, Ini Solusi Alami Atasi Sakit Kepala Karena Migrain)

Ketiga obat tersebut diketahui berasal dari obat-obatan golongan nonsteroidal anti inflammatory (NSAIDS).

Tingkat bahayanya bagi jantung mencapai 20-50 persen, dibanding tidak menggunakan obat-obatan tersebut. Dan, hanya satu persen saja yang tidak berisiko.

“Meski risikonya kecil, tapi penting untuk diperhatikan, karena tingkat penyebarannya luas,” kata  Michele Bally, seorang peneliti dan juga pakar epidemiologi di Pusat Penelitian University of Montreal Hospital .

Peningkatan risiko serangan  jantung tersebut dapat dilihat dari pemberian obat selama seminggu, satu bulan, dan lebih dari satu bulan.

(BACA JUGA: Jangan Minum Obat Batuk Melulu, Pakai 5 Cara Tanpa Obat Ini Hilangkan Tenggorokan Gatal Saat Batuk)

Dari studi diketahui, peningkatan risiko serangan jantung ditemukan pada pemberian dosis tinggi, khususnya dalam penggunaan jangka panjang.

Obat-obatan  yang digunakan untuk jangka panjang itu ,  biasanya  untuk penghilang rasa sakit maupun anti radang beberapa penyakit, seperti arthritis (peradangan sendi), dan join desease. (penyakit tulang yang berkaitan dengan  usia menua).

Sedangkan  penggunaan jangka pendek, obat-obatan ini  biasanya digunakan untuk  nyeri haid, demam, flu, sakit kepala.

Penggunaan obat-obatan itu menurut NSAID memberi peluang terhadap peningkatan serangan jantung.

(BACA JUGA: Obat Penenang Dumolid Dijual Bebas, Ini Efek Jangka Panjang Bagi Tubuh)

Dalam penelitain itu, Bally  dan timnya melakukan penelitian terhadap 447 ribu responden. Lebih dari 61.400 orang yang diteliti menderita penyakit jantung.

NSAID juga  melakukan riset terhadap ibuproven (Motrin, Advil), naproxen (Aleve); diclofenac (Voltaren); celecoxib (Celebrex);  dan rofecoxib (Vioxx).

Jenis obat Vioxx  termasuk dalam daftar yang ditarik dari  peredaran obat di AS pada 2004, karena berkaitan dengan peningkatan risiko  serangan jantung dan stroke.

Untuk ibuproven, peneliti menemukan pemakaian dosis lebih dari 1200 miligram sehari  dan  pemakaian naproxen  dosis 750 mg sehari,  berbahaya untuk pemakaian selama 30 hari (sebulan) pertama.

Untuk jangka panjang (di atas 30 hari) tidak menunjukkan adanay peningkatan serangan jantung. Tapi diakuinya, ia tidak melakukan uji ulang.

Supaya aman, cek kesehatan secara teratur ke dokter jantung yang merawatmu. (*)