"Saya waktu itu sedang di toilet dan tiba-tiba ada suara ledakan keras, sesaat setelah konser selesai dan orang-orang keluar," kata Oliver Jones.
"Suara ledakannya menggema dari bagian lobi arena dan saya melihat orang-orang berteriak dan berlarian," jelas Oliver.
Laporan soal ledakan itu kemudian ditanggapi oleh Kepolisian Manchester, yang langsung menutup sejumlah akses jalan di sekitar lokasi dan mengerahkan tim gegana.
(BACA JUGA 7 Konser Artis yang Berakhir Tragis, Kematian di Terowongan Sampai Pemerkosaan)
Kepolisian setempat juga meminta warga untuk menjauhi area Manchester Arena dan pihak layanan kereta yang melewati lokasi tersebut dihentikan untuk sementara.
Sekitar pukul 1.00, Selasa, waktu setempat, kepolisian merilis pernyataan bahwa jumlah korban tewas berjumlah 19 orang dan korban cedera 50 orang.
Insiden ledakan di konser penyanyi Ariana Grande, Selasa (23/5/2017), dikabarkan telah menewaskan 19 orang
(BACA JUGA Puluhan Anak Histeris dan Terpisah Dari Orangtua Saat Bom Meledak di Konser Ariana Grande )
Insiden tersebut lalu ditangani layaknya sebuah serangan teror.
Yang menjadi kekhawatiran besar akan insiden ledakan itu adalah banyak anak dan remaja menjadi korban, sebab mayoritas penggemar bintang pop seperti Ariana Grande memang anak-anak dan remaja.
Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Britania Raya dan Irlandia Utara di London, Inggris, juga mengimbau WNI untuk menghindari area konser tersebut.
(BACA JUGA Ini Fakta-fakta Teror Bom dalam Konser Ariana Grande)
Selain itu, KBRI London memberikan dua kontak hotline yang bisa dihubungi untuk keadaan darurat.
"Kepolisian Manchester menyediakan nomor telepon darurat +44(0)1618569400. Hotline KBRI +447881221235," cuit KBRI London di Twitter. (Manchester Evening News/Independent/Ruth Vania C/Tribunnews.com) (*)
Berita di atas sebelumnya telah dipublikasikan di Tribunnews.com dengan judul: Ariana Grande Bilang Bye Bye Manchester, Lampu Menyala, Lalu Ledakan Terjadi