Find Us On Social Media :

Menolak Menggugurkan Kandungan Bayi Kembarnya, Justru ini yang Terjadi Pada Wanita Penderita Kanker Serviks

By Alfa Pratama, Kamis, 25 Mei 2017 | 01:52 WIB

Becky Anderson, wanita berusia 35 tahun ini menolak aborsi gara-gara dia mengidap kanker serviks.

Saat kehamilannya menginjak usia 15 minggu, ia melakukan tes yang menunjukkan bahwa sel kanker ada di dalam serviksnya dan dia tidak memerlukan kemoterapi.

(BACA JUGA Jangan Bingung Posisi Bercinta Seperti Apa yang Bikin Kamu Cepat Hamil, Ternyata Cuma Perlu Gaya Ini Saja!)

Dia berkata, "Sangat melegakan mendengarnya bahwa sel itu tidak menyebar. Perhatian pertamaku adalah nasib anak-anakku yang belum lahir. Saya bertanya kepada dokter apakah mereka akan baik-baik saja atau tidak."

Alih-alih meyakinkannya, dokter memberi Becky ultimatum yang mengerikan bahwa ia harus mengakhiri kehamilannya  dan segera mulai perawatan agar tidak berisiko terkena kanker.

Becky berkata, "Mereka ingin memberi saya histerektomi pada minggu berikutnya tapi saya bersikeras bahwa saya tidak akan melakukan aborsi. Menerima Histerektomi berarti saya dibiarkan tidak subur jadi ini adalah kesempatan terakhir saya untuk memiliki anak,"

Becky berminggu-minggu di rumah sakit agar dokter mudah memantaunya.

Ia sempat mengalami pendarahan setelah proses biopsi di serviks dan beresiko keguguran.

Saat kehamilannya menginjak usia ke-30 minggu, dokter memutuskan untuk melahirkan anak laki-laki Becky melalui operasi caesar dan melepaskan serviks.

Operasi ini memakan waktu kurang lebih enam jam.

(BACA JUGA Ingin Segera Hamil? Pastikan Suamimu Mengenakan Celana Boxer Agar Spermanya Sehat)

Preslee dan Buddy lahir di Queen Alexandra Hospital, Portsmouth, Inggris, pada bulan Oktober 2016

Segera setelahnya, kedua bayi ini dikirim ke unit perawatan intensif neonatal (NICU).

Empat minggu kemudian, Becky dipulangkan dari rumah sakit dan berharap dia tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.

Beberapa kelenjar getah bening Becky masih menunjukkan tanda-tanda sel kanker lebih lanjut jadi dia menunggu pemeriksaan tahap akhir.

"Tapi saya beruntung kanker itu terdeteksi lebih awal berkat tes pap smear. Memiliki sel kanker telah membuat saya menyadari betapa berharganya hidup itu." ujar Becky. (*)