Grid.ID-Sepanjang hari kemarin, berita tentang bom di Kampung Melayu paling banyak dicari pembaca. Ya, kita semua memang ingin tahu kelanjutannya, sedih dengan cerita para korban. Bahkan kita juga ingin tahu seperti apa sih bom panci yang dipakai untuk mengebom orang-orang tak bersalah itu.
Jangan sampai ketinggalan, yuk simak ulasan tentang bom di Kampung Melayu dan Manchester, Inggris.
1. Begini Isi dan Cara Kerja Bom Panci di Kampung Melayu: Murah, Mudah dan Mematikan
Polisi sudah menyatakan bahwa ledakan bom di Kampung Melayu (23/5/2017), adalah bom panci.
Struk pembelian panci juga ditemukan, yang dikatakan polisi, dibeli pelaku di salah satu minimarket di Padalarang.
Bom panci kini menjadi senjata baru bagi teroris untuk membuat kekacauan.
Murah, mudah dibuat, dan mematikan.
Tampilannya juga tak menyolok, karena masih terasa wajar orang membawa panci di keramaian.
Tapi justru itulah bahayanya.
Bom panci pernah dipakai di Cicendo Bandung (27/2/2017), Jakarta (2016), Boston Amerika (2013), Mumbai India (2006), dan banyak tempat lagi.
Sebenarnya apa sih bom panci itu?
Tentu saja panci yang dipakai bukan panci biasa, tapi panci presto.
Seperti kita ketahui, panci presto ini bisa menahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi.
Tujuannya memang agar masakan lebih cepat matang, terutama untuk daging agar lebih cepat empuk.
Prinsip melipatgandakan tekanan dan titik didih di panci presto itu, juga dipakai di bom panci ini.
Namun oleh teroris, kemampuannya disalahgunakan.
Panci tersebut diisi dengan bubuk peledak.
Adapun pemicu ledakan biasanya menggunakan hape di dalam panci, yang bisa diaktifkan dari jarak jauh.
Dimasukkan juga paku, mur dan baut, untuk menambah daya rusak dari ledakan bom panci.
Bayangkan, saat meledak, kecepatan ledakan mencapai 5300 meter per detik.
Kalau isi panci itu berhamburan secepat itu, tentu sangat mematikan orang di sekitarnya. (*)
2. Biadabnya Alasan Pelaku Bom Manchester, Meledakkan Bom Pada Orang Banyak di Konser Ariana Grande
Keluarga Salman Abedi mendapat sorotan setelah dia membunuh 22 orang dan melukai 59 lainnya dalam serangan bom bunuh diri.
Polisi sedang menyelidiki hubungan apa, jika ada, keluarga pembom bunuh diri Manchester Salman Abedi dekat dengan anggota melakukan ekstremisme lainnya.
Ayah Salman Abedi , Ramadan (50) dan adik laki-lakinya, Hashem (20) telah ditangkap oleh polisi Libya di Tripoli, Selasa (23/05) malam.
Penangkapan ini menyusul penangkapan terhadap kakak laki-laki Salman Abedi yang bernama Ismail (23).
Penangkapan Ismail dilakukan dalam sebuah penyergapan yang dramatis oleh polisi bersenjata di dekat Morrisons, Chorlton, South Manchester, Inggris.
Penggerebekan ini memicu kemarahan adik perempaun Salman yang mengatakan bahwa perbuatan kakaknya dilakukan sebagai tindakan balas dendam atas serangan udara Amerika Serikat di Suriah.
Jomana Abedi, adik perempuan Salman menggambarkan sosok Salman Abedi sebagai orang yang yang baik hati dan ia pun sedikt terkejut dengan kekejaman semacam yang dilakukannya.
Namun, Jomana Abedi yang juga merupakan petenis berusia 18 tahun ini juga mengatakan bahwa kakaknya melihat penderitaan anak-anak yang sekarat di mana-mana dan menginginkan balas dendam.
"Dia melihat bom dari Amerika yang dijatuhkan di Suriah dan membuat korban anak-anak. dia ingin membalas dendam," ujar Jomana Abedi yang dikutip Grid.ID dari Mirror.
Polisi Manchester mengatakan bahwa mereka mencoba menghancurkan niat jaringan kejahatan untuk melakukan pembantaian di Inggris.
Menurut sumber dari media Inggris, ada seorang teman dekat Salman Abedi di Burnage Media Arts College.
Dia ingat bahwa pada liburan sekolah Salman Abedi pergi ke Libya dan bergabung dengan pasukan melawan Kolonel Gaddafi.
"Salman membenci pria itu. Salman pernah mengatakan kepada saya bagaimana dia ingin membunuhnya dengan tangan kosongnya sendiri," ujar teman dekat Salman.
Dulu dia teringat ketika Salman mengunggah foto diri sambil membawa senjata di Facebook.
Dan dia mengungkapkan bahwa Salman Abedi adalah pengguna ganja yang berat.
Teman dekatnya ini mengatakan bahwa Salman Abed termasuk salah satu dari empat atau lima pelajar di sekolah yang merokok ganja setiap hari.
Teror bom di Manchester ini terjadi pada saat konser Ariana Grande Senin (22/5/2017).
Menurut keterangan polisi, setidaknya ada 22 orang yang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lain cedera berat-ringan.
Polisi Inggris menjelaskan, ada dua ledakan keras dilaporkan pada pukul 22.45 atau Selasa (23/5/2017) sekitar pukul 04.45 WIB, beberapa saat setelah konser berakhir.
Konser ini merupakan rangkaian dari konser dunia Ariana Grande bertajuk "Dangerous Woman". (*)
3. Sedihnya, Ini Kata-Kata Terakhir Briptu (Anumerta) Imam Gilang Adinata yang Gugur Akibat Bom di Kampung Melayu
Ada 3 anggota polisi yang gugur akibat bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur (24/5/2017).
Salah satunya adalah Brigadir Satu (Anumerta) Imam Gilang Adinata.
Tak ada yang menyangka, bahwa dia sedang mempersiapkan pertunangan dengan kekasihnya, Dinda Venisita Verina.
"Iya, sehabis lebaran mau bertunangan dengan pacarnya, Dinda," terang salah satu kerabat Gilang, Wijiati (49), di rumah duka di Gang Kelingkit, Jalan Sapta, RT 005/01, Kampung Sawah, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis yang dikutip Grid.ID dari Antaranews.com.
Menurut Wijiati, Gilang yang dimakamkan di Srago Gede, Mojayan, Klaten, Jawa Tengah merupakan sosok anak yang baik dan sopan kepada orang tuanya juga saudara-saudaranya.
Gilang dianggap sebagai harapan keluarga untuk bisa menjadi seseorang yang sukses dalam hidupnya.
Dinda sendiri, mengaku terakhir kali berkomunikasi hanya 15 menit sebelum kejadian yang menewaskan kekasihnya itu, itu pun melalui aplikasi perpesanan whatsapp singkat.
"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuma WA: 'yank', gitu doang," kata Dinda.
"Kemudian saya balas 'kenapa yank?' terus enggak dibalas lagi," ujarnya menambahkan.
Dinda tak sempat dikonfirmasi mengenai rencana bertunangan dengan Gilang setelah Lebaran, namun ia mengungkapkan sempat bermimpi menikahi kekasihnya tersebut. (*)