Ada pendapat yang mengatakan, batu itu adalah meteorit yang jatuh di masa Nabi Ibrahim.
Namun, sampai sekarang tak ada yang bisa membuktikan jenis batu itu apalagi asalnya.
Bagi umat Islam, mereka mempercayai batu itu berasal dari surga, karena begitu kata Nabi Muhammad SAW.
Sampai sekarang, batu Hajar Aswad dibungkus perak dan para jemaah haji akan berusaha memegang atau menciumnya dalam ritual Tawaf, atau mengelilingi Kabah.
Tidak semua orang bisa menyentuh apalagi menciumnya.
Sebab, jumlah jemaah haji sangat banyak, bahkan sempat 2 juta dalam sehari pada 2010.
Namun, banyak keajaiban di sekitarnya.
Tak jarang, orang tua renta yang lemah justru bisa mendekat dan menciumnya.
Sedangkan orang yang kekar dan cekatan terkadang selalu gagal menyentuhnya.
Bagi para jemaah haji yang gagal atau kesulitan mendekatinya, biasanya akan penunjukkan tangannya ke arah batu Hajar Aswad. (*)