Laporan Wartawan Grid.ID, Vincentius Ekaristo
Grid.ID - Beberapa hari sebelum Ramadan, Jakarta dikejutkan dengan adanya peristiwa bom yang meledak di terminal kp.melayu sebanyak 2 kali.
Korban berjatuhan, semua orang hiruk pikuk, teror kembali merebak di ibukota.
masyarakat meneriakkan suara kami tidak takut dengan hastagnya di media sosial, semua orang ikut berbicara mengenai teror, mulai dari kalangan orang biasa, politisi, aparatur negara, sampai publik figure.
Termasuk Rian D'Massiv, dirinya merasa sedih melihat kejadian ini, dan lewat kejadian ini ia menjadikannya sebagai pembelajaran untuk mendidik anaknya secara baik dan benar agar ke depannya menjadi orang 'baik'.
(BACA JUGA Rian D'Masiv Tidak Rela Saudara Menjadi Korban Bom Kampung Melayu)
"Sedih, sedih banget, ada hal seperti itu sedih banget liat korbannya yang pasti saya nggak pernah rela, walau saya nggak tau siapa.
Tapi buat aku itu orang Indonesia ya, itu saudara kita, meninggal dengan tidak wajar rasanya sedih.
Mungkin ini PR yang cukup berat ya buat pemerintah menjaga keamaanan nggak cuma di jakarta aja tapi seluruh indonesia," dengan tatapannya yang meraba bagaimana peristiwa itu terjadi.
Rian memulai sebuah perubahan dalam berfikir menyikapi peristiwa bom yang terjadi di Jakarta dengan contoh nyata yaitu menidik anaknya.
"Dan mungkin mulai dari aku tanamkan lewat anak-anak. Anakku, aku kasih pengertian bahwa kita harus saling menghargai, menghargai perbedaan dan sebagainya, karena bibit teror kan dimuali dari anak-anak kan.
Apalagi sempet ada video anak kecil ikut teriak bunuh-bunuh, miris! Jawabnya prihatin saat ditemui di acara Salam Ramadan di the Breeze BD, Tangerang, (27/5/17).