Jika suhu rata-rata pada tahun terdingin di kota itu lebih panas daripada suhu rata-rata di tahun terpanas dunia, maka kota tersebut sudah mencapai batasan ‘climate departure’.
Misalnya, kota Jakarta memiliki suhu rata-rata 33 derajat celcius, sedangkan suhu rata-rata di tahun terpanas di dunia itu 32 derajat celcius, maka kota Jakarta telah melewati batas ‘climate departure’.
Dan sekalinya melewati batas tersebut, maka tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi.
Akibatnya, perubahan iklim tersebut akan berdampak pada lingkungan dan gaya hidup di kota tersebut.
(BACA JUGA: Indahnya Planet Jupiter yang Gagah, Sekaligus Menyeramkan)
Contohnya: Tempat makan yang berada di luar bangunan akan bangkrut, karena tidak ada orang yang tahan berada di luar gedung akibat suhu yang sangat panas.
Tingginya suhu, dapat mengakibatkan gelombang panas yang mematikan. Sehingga orang akan lebih banyak yang menggunakan AC untuk mendinginkan tubuh. Akibatnya, konsumsi listrik juga akan meningkat tajam.
Belum lagi anomali cuaca yang akan semakin ekstrim, di mana hujan es akan semakin sering dan dapat merusak pepohonan maupun tanaman hias.
(BACA JUGA: Wanita yang Tubuhnya Dijadikan Meja Hidangan Sushi itu Mengamuk, Ternyata Ada Pelanggan yang...)
Setiap kota memiliki batas ‘climate departure’ yang berbeda-beda.
Jakarta dan Manokwari masuk ke dalam daftar kota yang paling cepat akan melewati batas tersebut.
Jakarta diprediksi akan melewati batas pada tahun 2029, sedangkan Manokwari lebih awal lagi di tahun 2020.