Laporan Wartawan Grid.ID, Kama Adritya
Grid.ID – Film superhero sudah ada begitu banyak di layar lebar, namun film superhero wanita yang ada di bioskop bisa dihitung dengan jari.
Praktis, setelah film Supergirl (atau Catwoman kalau kamu anggap dirinya sebagai superhero) tidak ada lagi film superhero tunggal yang menampikan wanita.
Oleh karena itu, ketika Zack Snyder memilih Gal Gadot sebagai Wonder Woman untuk di film Batman v Superman, semua orang pun langsung semangat.
Terlebih lagi ketika Warner Bros dan DC mengumumkan bahwa Gal Gadot akan kembali hadir dalam film tunggalnya sebagai Wonder Woman, dan akan disutradarai oleh Patty Jenkins yang juga merupakan seorang wanita.
(BACA JUGA: Pulau Ini Terlarang Bagi Orang Luar, Karena Kamu Bisa Mati Jika ke Pulau Ini)
Sudah saatnya, superhero wanita dibuatkan filmnya. Dan tidak ada yang lebih pantas lagi selain Wonder Woman.
Wonder Woman adalah karakter superhero wanita yang paling terkenal dari komik.
Serial televisi yang dibuat pada akhir tahun 70’an ini juga melejitkan nama Lynda Carter sebagai Wonder Woman, hanya saja serial tersebut tidak berlanjut ke layar lebar.
Wonder Woman memiliki cerita berdasarkan dari mitos Yunani yang menampilkan dewa Zeus sampai Ares.
Dikisahkan Wonder Woman adalah orang yang dibuat dari tanah liat dan diberikan kekuatan oleh Zeus dan ditempatkan di pulau Themyscira yang merupakan pulau yang diisi oleh kaum Amazon yang semuanya terdiri dari wanita.
(BACA JUGA: Cuaca di Jakarta dan Manokwari Diramalkan Akan Menjadi Berbahaya Mulai dari 5 Tahun Lagi)
Kedamaian pulau surgawi ini akhirnya terganggu setelah seorang pilot pesawatnya kandas di dekat pulau tersebut.
Kehadirannya akhirnya membuka dunia luar ke dalam pulau Themyscira, yang akhirnya mendorong putri Diana (Gal Gadot) untuk menentang ratu Hipolypta (Connie Nielsen) dan pergi dari pulau tanpa ada kemungkinan bisa pulang.
Tokoh Wonder Woman yang ada di film ini berbeda dengan karakter yang berada di film Batman v Superman.
Wonder Woman di sini digambarkan masih naif dan lugu, dan digambarkan seperti anak-anak yang datang ke kota.
Sepanjang film, kita bisa menyaksikan proses heroisme yang dilakukan oleh Wonder Woman, dari yang naif lugu, sampai akhirnya heroik dan menjadi pahlawan sesuai dengan namanya.
(BACA JUGA: Iklan di Bulan Ramadan Ini Dijamin Bakal Bikin Air Matamu Menetes, Salut Sama yang Buat)
Sutradara Patty Jenkins dengan tepat bisa menggambarkan karakter Wonder Woman dengan baik.
Dirinya bisa menghadirkan karakter superhero wanita tanpa harus mengandalkan daya tarik seks maupun segala macam dogma wanita dalam film ini.
Gal Gadot sempurna untuk karakter Wonder Woman.
Aura dan kecantikannya begitu memukau, tanpa harus menonjolkan keseksian.
Meski kostum Wonder Woman tergolong minim, namun bukan berarti kostum tersebut menonjolkan keseksian yang bisa merusak image seorang hero.
Bahkan kostum tersebut menggambarkan kekuatan, di mana pada kostum tersebut tersanding pedang, perisai, tali laso, dan pelindung badan, yang memang pantas dikenakan seorang pejuang wanita.
(BACA JUGA: Bahaya Fidget Spinner Bagi Anak, Berikut 8 Tips Untuk Orang Tua Demi Masa Depan Anak)
Kenaifan dan keluguan Wonder Woman bisa ditampilkan dengan pas oleh Gal Gadot, begitu juga saat akhirnya Wonder Woman melakukan aksi heroisme pertamanya, semua penonton pun bersorak dan merinding pada adegan tersebut.
Progres yang membuat Wonder Woman seorang superhero bisa ditampilkan dengan enak, berkat Gal Gadot dan Patty Jenkins.
Begitu juga dengan aktor pria utamanya, Chris Pine yang berperan sebagai Steve Trevor.
Chemistry antara Diana (Wonder Woman) dan Steve terlihat begitu kuat, sehingga penonton akan terbuai oleh hubungan keduanya.
(BACA JUGA: Dekati Cewek yang Lagi Berjemur 'Topless' Anak Pantai Ini dibuat Terpaksa Balik Badan, Ada Videonya Nih)
Film Wonder Woman ini juga tidak seperti film DCEU (Extended Universe) sebelumnya yang menyongsong tokoh Superman dan Batman.
Film ini penuh dengan humor, terutama terkait kenaifan Diana dan interaksinya bersama Steve di dunia yang asing baginya.
Meski film ini bersetting tempat di zaman Perang Dunia pertama, mood dari film ini terasa ringan dan menyenangkan, yang kemudian secara perlahan-lahan berubah ke kelam seiring dengan jalannya cerita.
Adegan aksi pada film ini juga cukup seru, terutama dengan koreografi pertempuran yang menggunakan efek lambat.
Namun ada kalanya di mana efek visualnya terlalu kelihatan kartun dan buatan, meskipun tidak terlalu kentara.
(BACA JUGA: Indahnya Planet Jupiter yang Gagah, Sekaligus Menyeramkan)
Film ini juga tidak luput dari cacat, terutama pada sisi antagonisnya yang dirasa kurang begitu menegangkan dan menyeramkan jika diadu dengan seorang dewa seperti Wonder Woman.
Jalan cerita saat mendekati akhir film juga mulai belepotan dan tidak terlalu masuk akal, terutama dari motivasi penjahatnya, walaupun cerita tersebut membuat heroisme Wonder Woman semakin jelas.
Intinya, ini merupakan awal yang bagus untuk film superhero wanita, dan bisa menjadi arah yang tepat bagi film-film DCEU.
Yang pasti, ini memang film yang cocok untuk para wanita. Kamu wajib nonton! (*)