Laporan Wartawan Grid.ID, Okki Margaretha
Grid.ID – Yana Zein sempat berada di Cina selama empat bulan lamanya.
Dia melanjutkan pengobatan yang pernah dilakukan di Indonesia.
Selama di Cina, Yana dirawat di Modern Guangzhou China Hospital.
(BACA JUGA Ibunda Yana Zein Membantah Soal Yana Berbohong Sehat Demi Anak Anak)
Menurut asisten pribadi Yana, selama berobat di Cina, Yana sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 1,6 miliar lebih.
Mirisnya, Yana ternyata sempat memiliki hutang pembayaran di rumah sakit itu.
“Jadi kita punya tunggakan di sana (Modern Guangzhou China Hospital ) 90 juta (Rupiah) lagi,” kata asisten pribadi Yana, Nita, saat berbincang dengan Grid.ID, Jumat (2/6/2017).
Diceritakan Nita, sebenarnya ibunda Yana, Swetlan Zein, sempat mengirimkan sejumlah uang, saat Yana dan Nita masih berada di Cina.
Jumlah uang yang dikirimkan ibunda Yana cukup besar.
“Jadi terakhir, ibu itu kirim duit 80 juta (Rupiah) dari Indonesia, sampai ke Cina (dikonversi) itu ya cuma 40 jutaan,” kata Nita.
(BACA JUGA Waspada, Kalau Kamu Alami 6 Hal Ini, Berisiko Besar Kena Kanker Payudara seperti Yana Zein)
Nah, mengetahui ada kiriman uang dari Indonesia, Yana meminta Nita untuk menghubungi kasir rumah sakit.
Maksudnya, jika ada lebihan uang, Yana ingin uang lebih itu dia pegang sebagai bekal.
Namun kenyataannya malah sebaliknya, miris.
(BACA JUGA Yana Zein Pernah Disarankan Dokter Perbaiki Organ Tubuh Ini, Ternyata Bersarang Sel Kanker Juga)
“Tadi mama kirim 80 juta (Rupiah) sisanya kamu ambil,” kata Nita menirukan ucapan Yana saat itu.
“Ternyata orang rumah sakit bilang, ‘sisa apa ya? Bahkan kamu orang belum lunas, 90 jutaan lagi’,” kata Nita menirukan ucapan sang kasir.
“Aku bilang ke mbak Yana, kita enggak punya sisa lagi, malah kita punya hutang di sini,” kata Nita sedih.
(BACA JUGA Keluarga Yana Zein Berdebat Soal Pemakaman, Karangan Bunga Duka Cita Terus Berdatangan)
Namun rupanya Yana sudah mengetahui kalau hutangnya itu akan dibayarkan oleh pihak dermawan yang memberangkatkannya ke Cina.
“Kata mbak Yana, ‘oh enggak, itu bukan hutang kita, tapi perwakilan Indonesia, mereka bantu kita 100 juta (Rupiah), jadi kita enggak usah bayar, itu sudah tanggungjawab perwakilan’,” kata Nita menirukan ucapan Yana.
“Iya dianggap lunas, karena perwakilan di Indonesia itu kasih keringanan Rp 100 juta atau Rp 200 juta gitu buat mbak Yana, selebihnya mbak Yana bayar sendiri.”
(*)