Mereka rela menunggu lama sambil melihat wanita ini memasukkan tangannya ke dalam penggorengan yang panas.
Sehabis shalat tarawih, warga Gorontalo biasanya menikmati pisang goreng buatannya bersama keluarga. Pisang raja atau sepatu yang mengkal dibelah membentuk kipas lalu dilumuri tepung terigu dan digoreng hingga matang.
Warga datang dari berbagai pelosok Gorontalo, bahkan luar kota, untuk membeli pisang gorengnya.
Hingga kemudian, istri dari Nasir Moki ini semakin tersohor hingga telinga Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo kala itu.
Ta Nou diundang dan diminta mendemonstrasikan “kesaktiannya” di depan gubernur.
Dari pertemuan inilah kemudian Ta Nou semakin dikenal luas.
Tahun 2008 ibu 3 orang anak ini menunjukkan kebolehannya menggoreng pisang di Perancis.
Dia mengatakan, seorang bule yang menyaksikannya takjub dan tidak percaya dengan kebolehan Ta Nou ini.
Di akhir atraksi, lanjut Ta Nou, orang Perancis itu merogoh koceknya dan menyerahkan 20 euro kepadanya.
Ta Nou juga ikut dalam sejumlah lawatan kebudayaan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Tidak terhitung kota-kota besar dalam negeri yang disinggahinya.
“Saya percaya Allah SWT yang mengatur hidup ini, semua ini berasal dari-Nya dan kami sekeluarga bersyukur atas kenikmatan ini,” ungkap Ta Nou.
Dari hasil menjual pisang goreng di tepi jalan, Ta Nou dapat membiayai pendidikan anak-anaknya, yaitu Asra Moki, Ramla Moki dan Ulfa Moki.
Kini, Ta Nou tak lagi berjualan pisang goreng. (*)