Nasib tragis itu terjadi pada H Dofir (43). Kepala Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan ini tewas mengenaskan setelah dikeroyok dan dibacok sekelompok orang, Kamis (11/5/2017).
Sekujur tubuh Pak Haji yang biasa dipanggil Abah ini mengalami luka parah. Bahkan ususnya sampai keluar dan terburai.
Kejamnya, pembunuhan terhadap si kades dilakukan, sesaat setelah korban turun dari Musala Wakaf, Kampung Paombulan, Desa Karang Gayam, usai menunaikan salat duhur.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, ketika adzan duhur berkumandang, Dofir bergegas menuju Musala wakaf yang lokasinya berada di sekitar di timur SPBU. Dia lantas menunaikan salat duhur empat rakaat.
Usai salat, korban lantas menuju warung yang berada di depan musala. Dia sempat duduk-duduk beberapa saat di warung tersebut.
Nah, saat itulah, tiba-tiba datang sejumlah orang tak dikenal.
Tanpa basa basi, gerombolan orang tak dikenal itu langsung mengeluarkan celurit dan menyerang si kades, dengan membabi buta.
Mendapat serangan tak terduga itu, korban sempat menghindar dan lolos dari bacokan. Dia spontan berlari masuk ke musala.
Tak berselang lama, setelah situasi dirasa aman, korban kembali keluar musala. Padahal di luar musala, orang yang mengeroyoknya masih menungguinya.
Saat itulah, beberapa orang yang melihat si kades kembali keluar dari musala langsung menyergap dan mengeroyok dengan menyabetkan celurit ke tubuh korban.
Korbanpun menjadi sasaran empuk dan tak bisa menghindar lagi. Seluruh tubuhnya mengalami luka parah.
Selain luka di bagian perut, Kades Dofir juga mengalami luka robek di bagian muka hingga telinga, luka sayat di lengan kanan.
Selain itu, urusnya juga terburai dan keluar dari perutnya.
Saat kejadian, warga tidak ada yang berani mendekat. Baru setelah kejadian, warga bergegas menolong si kades. Korban lantas dilarikan ke Puskesmas Blega.
Sempat mendapat perawatan di puskesmas, dan tim medis juga berusaha melakukan resusitasi atau mengembalikan cairan yang hilang. Tapi upaya tersebut tidak berhasil.
Si kades akhirnya meninggal di Puskesmas Blega setelah banyak kehabisan darah.
Kapolsek Blega AKP Hartantan yang dikonfirmasi membenarkan, bahwa korban memang diserang secara bersamaan ketika turun dari musala usai melaksanakan salat duhur.
Hasil penyelidikan, dugaan sementara kejadian tersebut bermotif pemilihan kepala desa (Pilkades) Karang Gayam. (Surya/Ahmad Faisol)