Grid.ID - Aksi geng motor yang destruktif semakin menggila saja di beberapa kota.
Kini, aksi brutal mereka sudah mengorbankan jiwa.
Seorang pengusaha material di Madura, Ridho (50), tewas dibacok kawanan geng motor saat mau mencari buka puasa.
Warga Desa Pakis, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan ini menjadi korban pengeroyokan sejumlah pemuda yang diduga geng motor, Sabtu (3/6/2017) petang, menjelang buka puasa.
Pengusaha cukup disegani di kampungnya itu dikeroyok beramai-ramai di depan tokonya.
Ia tewas dalam perjalanan ke RSUD Syamrabu Bangkalan, setelah sebelumnya dirawat di Puskesman Konang.
Korban mengalami luka bacok hampir di sekujur tubuhnya, mulai lengan kanan, tangan kiri, rahang kiri, kepala, hingga bahu kanan.
Diduga, kobran meninggal karena kehabisan darah mengingat lukanya sangat parah.
Perjalanan dari Puskesmas Konang menuju RSUD Syamrabu membutuhkan waktu kurang 45 menit.
"Meninggalnya saat tiba di kawasan Junok," ungkap seorang perawat Puskesmas Konang kepada Surya, di UGD RSUD Syamrabu.
Menurut informasi yang Harian Surya, keributan berawal ketika segerombolan pemuda mengendarai sepeda motor menggelar aksi konvoi sambil bleyer menjelang masyarkat mau melangusngkan buka puasa, sekitar pukul 16.30 WIB.
Korban berupaya memperingatkan kawanan yang diduga geng motor tersebut.
Karena suara knalpot motor mereka memekakkan telinga dan dinilai sangat mengganggu.
Namun upaya korban malah berujung keributan hingga terjadi pengeroyokan.
Saat dikeroyok kawanan geng motor itulah, beberapa pemuda yang mengeroyoknya mengeluarkan celurit dan membacok tubuh Ridho dengan sadis dan tanpa ampun.
Akibatnya pria paro baya yang juga pengusaha material tersebut mengalami luka parah di sekujur tujuh.
Saat terjadi pengeroyokan dan pembacokan, tidak ada warga yang berani mendekat untuk menolong korban.
Menurut Perawat Puskesmas Konang ini, puas menganiaya, kawanan pemuda tersebut lantas pergi.
Setelah itu, barulah warga mendekat untuk menolong sang pengusaha. Korban lantas diantar warga menggunakan mobil pikap ke puskemas terdekat yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP).
"Tapi karena lukanya cukup parah, kami lantas merujuknya dengan membawa korban ke rumah sakit agar jiwanya bisa tertolong," tegas si perawat.
Belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian atas kejadian tersebut.
Surya masih terus berusaha mendapatkan korfirmasi dari pihak terkait.
Kebrutalan yang terulang
Kasus pengeroyokan yang disertai dengan pembacokan sadis hingga korbannya tewas, juga terjadi pada 11 Mei 2017 di Kabupaten Bangkalan.
Nasib tragis itu terjadi pada H Dofir (43). Kepala Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan ini tewas mengenaskan setelah dikeroyok dan dibacok sekelompok orang, Kamis (11/5/2017).
Sekujur tubuh Pak Haji yang biasa dipanggil Abah ini mengalami luka parah. Bahkan ususnya sampai keluar dan terburai.
Kejamnya, pembunuhan terhadap si kades dilakukan, sesaat setelah korban turun dari Musala Wakaf, Kampung Paombulan, Desa Karang Gayam, usai menunaikan salat duhur.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, ketika adzan duhur berkumandang, Dofir bergegas menuju Musala wakaf yang lokasinya berada di sekitar di timur SPBU. Dia lantas menunaikan salat duhur empat rakaat.
Usai salat, korban lantas menuju warung yang berada di depan musala. Dia sempat duduk-duduk beberapa saat di warung tersebut.
Nah, saat itulah, tiba-tiba datang sejumlah orang tak dikenal.
Tanpa basa basi, gerombolan orang tak dikenal itu langsung mengeluarkan celurit dan menyerang si kades, dengan membabi buta.
Mendapat serangan tak terduga itu, korban sempat menghindar dan lolos dari bacokan. Dia spontan berlari masuk ke musala.
Tak berselang lama, setelah situasi dirasa aman, korban kembali keluar musala. Padahal di luar musala, orang yang mengeroyoknya masih menungguinya.
Saat itulah, beberapa orang yang melihat si kades kembali keluar dari musala langsung menyergap dan mengeroyok dengan menyabetkan celurit ke tubuh korban.
Korbanpun menjadi sasaran empuk dan tak bisa menghindar lagi. Seluruh tubuhnya mengalami luka parah.
Selain luka di bagian perut, Kades Dofir juga mengalami luka robek di bagian muka hingga telinga, luka sayat di lengan kanan.
Selain itu, urusnya juga terburai dan keluar dari perutnya.
Saat kejadian, warga tidak ada yang berani mendekat. Baru setelah kejadian, warga bergegas menolong si kades. Korban lantas dilarikan ke Puskesmas Blega.
Sempat mendapat perawatan di puskesmas, dan tim medis juga berusaha melakukan resusitasi atau mengembalikan cairan yang hilang. Tapi upaya tersebut tidak berhasil.
Si kades akhirnya meninggal di Puskesmas Blega setelah banyak kehabisan darah.
Kapolsek Blega AKP Hartantan yang dikonfirmasi membenarkan, bahwa korban memang diserang secara bersamaan ketika turun dari musala usai melaksanakan salat duhur.
Hasil penyelidikan, dugaan sementara kejadian tersebut bermotif pemilihan kepala desa (Pilkades) Karang Gayam. (Surya/Ahmad Faisol)