Find Us On Social Media :

Nggak Perlu Isi Bensin, Mobil Listrik Bakal Dijual Lebih Murah dari Mobil Biasa, Kapan Ada di Indonesia ya?

By Ridho Nugroho , Senin, 5 Juni 2017 | 15:22 WIB

Tanpa mesin, biaya perawatan mobil listrik lebih murah daripada mobil yang saat ini kamu pakai.

Grid.ID - Untuk pasar Indonesia, mobil listrik masih jauh dari kenyataan.

Padahal mobil masa depan ini menjanjikan gaya hidup ramah lingkungan karena nggak ada polusi udara dan tidak mengkonsumsi bensin yang bisa habis kalau terus ditambang.

Belum lagi harga bensin yang semakin mahal.

(BACA JUGA: Tesla S P100D Mobil Listrik Ini Ada di IIMS 2017 Kemayoran, Harga Jualnya Wow)

Ini karena masih lemahnya dukungan pemerintah kepada produsen mobil listrik dan masih belum dibangunnya infrastruktur pendukung seperti tempat pengisian ulang baterai.

Padahal biaya operasional mobil listrik lumayan murah jika dibandingkan mobil biasa.

Tanpa mesin, biaya perawatan mobil listrik lebih murah daripada mobil yang saat ini kamu pakai.

Buat kaum hawa seperti kamu yang masih galau dengan semakin mahalnya harga cabai dan daging, tawaran mobil listrik jelas bakal menarik perhatian.

(BACA JUGA: Ngelet Stiker di Kaca Mobil, Jangan Asal Biar Nggak Kotor Karena Kesurupan eh Ketempelan Debu)

Namun belahan benua lain, mobil listrik tampil jadi idola baru.

Besarnya dukungan pemerintah, membuat penjualan mobil listrik terus meningkat.

Dua mobil yang menguasai pasar mobil listrik Amerika Serikat dan Eropa adalah Nissan LEAF dan Tesla Model S.

Dikutip dari The Guardian, nggak heran bila tahun 2022 nanti, harga mobil listrik bakal lebih murah dari mobil konvensional yang masih banyak berkeliaran di jalan.

(BACA JUGA: Jangan Paksa Nyalakan AC Mobil Saat Suhu Panas, Efeknya Bisa Bikin Kamu Kena Penyakit Ini)

Analis dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF) mengatakan bahwa semakin turunnya harga baterai menjadi salah satu sebab harga mobil listrik akan semakin kompetitif.

Walau begitu, saat ini hanya 1% mobil baru yang dijual adalah mobil listrik.

Salim Morsy, analis senior di BNEF, mengatakan, "Dalam beberapa tahun ke depan, biaya kepemilikan mobil listrik yang semakin rendah akan meningkatkan penjualannya hingga 5%.”

“Tapi itu juga butuh dukungan kuat dari pemerintah, seperti pemberian subsidi dan pembangunan sarana pengisian baterai,” tegasnya.

(BACA JUGA: 7 Artis ini Punya Mobil Mewah, Nomer 5 Nggak Nyangka Banget Deh!)

Diproyeksikan sampai tahun 2040, pasar mobil listrik akan menyentuh kisaran 40-50% dari total penjualan.

Nada optimis justru muncul dari pemerintah Inggris.

Komite Perubahan Iklim Inggris mengatakan 60% dari penjualan mobil baru di Inggris harus listrik pada tahun 2030.

Hal ini didukung hasil survey di Inggris yang menyatakan bahwa 20% pemilik mobil akan membeli mobil listrik pada pembelian berikutnya.

(BACA JUGA: Keren! Mobil Ini Bisa Parkir Sendiri, Cobain Yuks di IIMS 2017)

Apalagi pemerintah setempat memberikan intensif pajak yang lumayan besar bagi pembeli mobil listrik.

Lantas, mungkinkah meningkatnya tren mobil listrik akan menjalar juga ke Indonesia?

Semua tergantung niat dari para stakeholder industri otomotif, seperti pemerintah, produsen, dan kamu sebagai penggunanya.

Tapi kamu layak optimis karena Dahlan Iskan dan timnya terus memacu pembuatan mobil listrik yang diberi nama Selo.

Ada juga merek Grain yang siap dijual pertengahan tahun ini dengan harga sangat kompetitif, antara Rp 75-150 jutaan. (*)