Grid.ID - Carmen Jimenez ini memang antisosial yang kebablasan.
Wanita asal Madrid, Spanyol ini mengaku kepada siapa pun, termasuk keluarga, bahwa dia benar-benar buta karena sakit mata.
Tarnyata, dia hanya pura-pura buta.
Hebatnya, wanita yang kini berumur 57 tahun itu sudah berpura-pura buta selama 28 tahun.
Yang aneh lagi, dia melakukan hal itu hanya karena sifat antisosialnya.
Dia capek dan tak ingin selalu menyapa, apalagi orang yang tak dikehendakinya.
Carmen baru mengaku bahwa dirinya sebenarnya tidak buta baru-baru ini.
Dia mengatakan, sebenarnya dirinya benar-benar bisa melihat secara sempurna.
Ini yang membuat keluarganya sangat syok, karena selama ini mereka mengira Carmen benar-benar buta.
Mereka hanya bisa curiga, tapi tak pernah mau atau bisa membuktikan bahwa Carmen bisa melihat.
Suami Carmen sudah lama agak curiga atau setidaknya menganggap ada keanehan.
Kepada wartawan suaminya mengatakan, Carmen selalu berdandan secara sempurna.
Dia tahu betul bagaimana mengusapkan riasan ke mata, pipi, dan bibir.
Begitu juga, ketika menaruh alat-alat make-up, carmen bisa meletakkannya di tempat secara tepat tanpa geser sedikit pun.
Sang suami juga sering curiga, karena Carmen ternyata sering mencuri-curi menonton Televisi.
Kalau ketahuan, dia pura-pura tak melihat, tapi kemudian dia melirik ke televisi.
Namun, Carmen begitu kuat mempertahankan "kebutaannya", hingga keluarganya lama-lama menganggap dia benar-benar buta.
Rupanya, Carmen capek juga pura-pura buta hampir 30 tahun.
Dia pun kemudian mengungkap kebohongannya selama ini dan menjelaskan alasan tindakannya.
"Dulu saya malas dan capek menyapa orang yang tak saya suka di jalan, kemudian berhenti dan bicara basa-basi," cata Carmen Jimenez.
"Saya bukan orang yang berjiwa sosial. Dengan berpura-pura buta, saya tidak punya banyak tanggung jawab sosial," katanya kepara Hay Noticia.
Pengakuan Carmen itu membuat keluarganya bahagia, karena mendapati kenyataan bahwa dia tidak buta.
Namun, dia akan menghadapi tuntutan hukum dari pemerintah.
Sebab, selama ini Carmen terdaftar di catatan sipil sebagai orang buta, sehingga mendapatkan bantuan daru pemerintah.
Karena ternyata selama 28 tahun dia hanya pura-pura buta, maka harus mempertanggungjawabkannya.
Hanya saja, jika sampai pemerintah kecolongan, maka mereka juga memiliki kelemahan hukum.
Sebab, seharusnya pemerintah melakukan tes kebutaan sebelum benar-benar mencatat Carmen sebagai wanita tunanetra.
Kabar Carmen yang ditulis Hay Noticia itu sudah menyebar ke mana-mana, sampai ke Amerika Latin. (*)