GRID.ID - Karir petarung MMA dan UFC asal Amerika Serikat, War Machine, alias Jonathan Paul Koppenhaver (35), terancam berakhir begitu saja.
Ia terancam vonis hukuman penjara seumur hidup dari pengadilan AS.
Koppenhaver, dijatuhi vonis itu setelah terbukti bersalah menganiaya kekasihnya, seorang bintang film porno bernama Christy Mack.
Penganiayaan itu terjadi pada Agustus 2014.
Semua bermula ketika Koppenhaver pulang ke rumah.
Masuk rumah, ia melihat pemandangan yang tak ingin dilihat oleh lelaki manapun di dunia ini : istrinya ada di ranjang bersama pria lain.
Hati Koppenhaver pun panas mendidih.
Sang atlet MMA itu berubah menjadi binatang liar.
Ia mengamuk sekenanya.
Selingkuhan istrinya itu sempat nyaris tewas setelah dicekik, digigit, dan dipukuli oleh Koppenhaver.
Tentu saja, dia bukan lawan sebanding seorang atlet beladiri profesional.
Tapi, Koppenhaver kemudian melepaskan pria bernama Corey Thomas itu.
"Keluar, tapi jangan bilang polisi soal apa yang terjadi di sini," kata Koppenhaver kepadanya.
Bak anak kecil yang habis melihat hantu, selingkuhan istri Koppenhaver itu pun lari tunggang langgang.
Kini, kemarahan Koppenhaver beralih ke kekasihnya.
Bagai dibutakan amarah cemburu, Koppenhaver menghajar kekasihnya itu, seperti ia adalah lawannya di ring MMA.
Christy sampai-sampai mengaku tak ingat lagi apa yang dilakukan oleh pacarnya itu.
Ditendang, dipukuli, dan diperlakukan tak senonoh secara seksual.
Wajah Christy nyaris hancur.
Ia sampai pingsan beberapa kali selama disiksa oleh Koppenhaver.
"Saat aku siuman, Koppenhaver sedang di dapur untuk mengasah pisau. Aku kabur diam-diam," ujar Christy.
Christy mengaku kabur dalam kondisi telanjang bulat ke rumah tetangganya, untuk meminta pertolongan.
Di persidangan, Koppenhaver sudah mengajukan permohonan maaf kepada Christy.
Ia mengaku sangat mencintai Christy.
"Tak ada satu hari pun di mana aku tak menyesali perbuatanku. Aku saat itu sungguh hilang arah," sesal Koppenhaver di persidangan.
Ia bahkan menulis penyesalannya di Twitter.
"Christy, aku sungguh meminta maaf telah menjadi manusia yang berbeda ketika itu. Aku harap suatu hari kau bisa membalas suratku, atau bahkan menjengukku di penjara, sehingga aku bisa mengatakannya secara langsung kepadamu,"
"Aku tak akan pernah berhenti berdoa untukmu," tulis Koppenhaver.
Meski demikian, Christy Mack rupanya mengalami trauma terhadap kekasihnya itu.
Ia memohon agar hakim memberi hukuman seberat mungkin kepada Koppenhaver.
"Aku tahu, bila dia keluar dari penjara, dia akan membunuhku. Aku sangat ketakutan, Yang Mulia," ujar Christy menangis.
Koppenhaver pun kini menunggu nasibnya di penjara.
Penyesalan tak akan bisa mengembalikan waktu.... (*)