Sekilas kalau dilihat bisa jatuh ke jalan tol.
Namun hingga kini batu besar itu tetap berdiri kokoh.
Mayoritas warga setempat menganggap batu tersebut keramat dan tak bisa diutak-atik.
Hal itu pula yang menyebabkan konstruksi jalan tol di wilayah tersebut dibuat berbelok-belok, mirip aksara S.
"Gunung yang tinggi bisa dibelah untuk jalan tol, tapi batu itu tidak bisa," ujar Romli (55), warga di pinggir Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), ketika ditemui Tribunnews awal jalan Tol Cipali dioperasikan.
Di Jalan Tol Cipali, bentuk jalan yang menikung dan membelah bukit hanya ada di Km 181-182.
(Baca : Sedih, Bocah di Purbalingga Ini Kelaparan dan Protes Ke Bupati Akibat Bapaknya Hobi Judi Togel )
Lokasi tersebut masuk wilayah Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Secara turun temurun, warga Walahar menyebut bukit itu sebagai Gunung Salam.
Sedangkan batu yang bertengger di punggung bukit dinamai Batu Bleneng.
Romli yang tinggal di kaki Gunung Salam percaya, Batu Bleneng memiliki kekuatan gaib sehingga batu seukuran bus kota itu tidak bisa dipindahkan maupun dihancurkan.