Grid.ID-Perjalanan mudik sebentar lagi akan dilakukan oleh jutaan warga, terutama dari Jabotabek.
Sebagian besar tentu memilih lewat jalur tol Cipali karena jalan yang datar dan lurus, sehingga bisa mempercepat waktu tempuh.
Namun, jalan tol CIpali yang lurus dan panjang itu juga menyisakan sedikit kisah mistis.
Bahkan sering dihubungkan dengan banyaknya kejadian kecelakaan yang memakan korban jiwa.
(Baca : Benarkah Wanita Nggak Boleh Yoga Saat Menstruasi? Ini Saran Gaya Yoga Untuk Wanita Mens )
Bagi pemudik, harap berhati-hati jika melintasi jelang pintu gerbang Cipali.
Perhatikan sisi sebelah kanan (kalau dari arah Cikampek/Jakarta), terdapat tebing tinggi yang dibelah untuk jalan tol.
Tebing itu dengan panjang sekira 300 meter.
Namun ada sedikit yang ganjil.
Ada batu besar yang berada di tebing cadas itu.
Batu besar itu berada di pinggir tol.
Sekilas kalau dilihat bisa jatuh ke jalan tol.
Namun hingga kini batu besar itu tetap berdiri kokoh.
Mayoritas warga setempat menganggap batu tersebut keramat dan tak bisa diutak-atik.
Hal itu pula yang menyebabkan konstruksi jalan tol di wilayah tersebut dibuat berbelok-belok, mirip aksara S.
"Gunung yang tinggi bisa dibelah untuk jalan tol, tapi batu itu tidak bisa," ujar Romli (55), warga di pinggir Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), ketika ditemui Tribunnews awal jalan Tol Cipali dioperasikan.
Di Jalan Tol Cipali, bentuk jalan yang menikung dan membelah bukit hanya ada di Km 181-182.
(Baca : Sedih, Bocah di Purbalingga Ini Kelaparan dan Protes Ke Bupati Akibat Bapaknya Hobi Judi Togel )
Lokasi tersebut masuk wilayah Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Secara turun temurun, warga Walahar menyebut bukit itu sebagai Gunung Salam.
Sedangkan batu yang bertengger di punggung bukit dinamai Batu Bleneng.
Romli yang tinggal di kaki Gunung Salam percaya, Batu Bleneng memiliki kekuatan gaib sehingga batu seukuran bus kota itu tidak bisa dipindahkan maupun dihancurkan.
(Baca : Jangan Malas Ya, Jarang Sikat Gigi Bisa Bikin Pikun )
Menurut Romli, lantaran Batu Bleneng bergeming, konstruksi jalan diubah, dari lurus 180 derajat menjadi letter S.
Romli mengatakan pekerja proyek jalan tol telah mencoba memindahkan dan menghancurkan Batu Bleneng menggunakan alat-alat berat.
Namun upaya tersebut selalu gagal.
Kabarnya, setiap kali pekerja hendak memindahkan batu, maka terjadi insiden atau kecelakaan kerja.
Bahkan, kabarnya, ada operator alat berat yang meninggal dunia setelah nekat berupaya memindahkan Batu Bleneng.
(Baca : Jeniusnya Izzan, Bocah 14 Tahun Tembus Kuliah ITB Tanpa Sekolah, Belajar Hanya Kalau Mood )
"Katanya ada yang meninggal, cuma saya tidak lihat," ujar Romli.
Beberapa warga juga percaya mitos Batu Bleneng adalah sumbat mata air raksasa.
Apabila batu itu dipindahkan, maka air akan menyembur tanpa henti.
Menurut warga, Batu Bleneng juga pernah dijadikan lokasi syuting acara televisi tentang lokasi-lokasi angker.
(Baca : Mau Payudaramu Tampak Besar? Jangan Buru-Buru Operasi, Pakai Cara Alami Dulu )
Ketika menelusuri jalan setapak di punggung Gunung Salam, didapati sekitar 10 makam di dekat Batu Bleneng.
Selain itu juga terdapat sebuah saung atau gubuk yang menempel pada Batu Bleneng.
Namun saung tersebut tidak terlihat dari jalan tol karena tersembunyi di balik batu.
Bagi pelintas Jalan Tol Cipali dari Cirebon ke Jakarta, Batu Bleneng terdapat di sisi kiri sedangkan pelintas dari Jakarta, batu itu ada di sisi kanan.
(Baca :Ulu Hati Terasa Nyeri? Wajib Hindari 7 Makanan Ini )
Akibat pemotongan Gunung Salam, Batu Bleneng kini berada di bibir tebing sisi selatan.
Terkesan bahwa area terluar pemotongan kurang dari 10 meter dari Batu Bleneng.
Pemotongan Gunung Salam menciptakan tebing yang mengapit jalan tol.
Kedua tebing itu telah disemen sehingga menutup kemungkinan guguran batu dan tanah ke badan jalan.
Panjang masing-masing tebing sekitar 300 meter sedangkan puncak tebing tingginya sekitar 40 meter.
(Baca : Ini 5 Manfaat Minum Air Hangat, Bisa Juga Hancurkan Lemak Loh! )
Ada yang Tak Percaya
Meski sebagian besar warga mempercayai kegaiban batu itu, namun warga bernama Haryanto, dari Walahar, tak percaya Batu Bleneng memiliki kekuatan gaib.
Menurutnya, Batu Bleneng adalah batu gunung biasa yang kebetulan berukuran sangat besar.
Secara kebetulan pula, batu itu terletak di dekat sekumpulan makam.
"Kalau saya tidak percaya, itu hanya kebetulan saja," katanya.
(Baca : Silau Lihat GPS Saat Nyetir Malam? Pakai Aplikasi Hudway yang Gratis Ini )
Tentang alasan jalan tol di kawasan itu berbentuk letter S, Haryanto mengatakan bahwa hal itu terjadi karena tidak adanya kesepakatan harga antara pemilik lahan dan panitia pembebasan tanah.
Saat yang sama, pemilik lahan di lokasi alternatif bersedia menerima harga yang ditawarkan panitia pembebasan lahan.
Maka konstruksi jalan pun berbelok mengikuti letak lahan yang bisa dibebaskan.
Namun penjelasan Romli maupun Haryanto belum bisa dikonfirmasikan ke pihak-pihak yang terlibat pembebasan tanah dan pembangunan Jalan Tol Cipali di wilayah Walahar. (*)
Artikel in isudah pernah tayang di tribunnews.com dengan judul Gunung Tinggi Bisa Dibelah Tapi Batu Bleneng di Tol Cipali Tak Bisa Dipindahkan atau Dihancurkan.