Grid.ID - Sekilas bangunan ini tampak menakjubkan.
Lokasinya yang berada tepat menghadap ke arah laut tentu sangat strategis. Belum lagi pemandangan alamnya yang hijau siap membuat siapa pun yang menginap betah berada di sana.
Sayang, sejak bangunan ini selesai dibuat sampai sekarang, tak ada seorang tamu pun yang datang untuk memesannya.
Bukan tanpa alasan mereka tak berani memesannya tapi sejarah bangunan hotel ini siap membuat siapa pun yang mengetahuinya akan tercengang.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thevintagenews.com, awal mula pembangunan ini bermula dari ambisi Partai Nazi yang ingin menciptakan bangunan yang super megah.
Tujuannya untuk menunjukan seberapa besar kekuatan mereka.
Pembangunan dilakukan mulai dari pabrik, monumen, sekolah, kamp, dan situs propaganda.
(Baca Juga: Lagi! Paranormal Ulfa Yang Mengatakan Jupe Belum Meninggal, Dikecam Sesama Teman Paranormal)
Satu bangunan yang masuk dalam pembangunan mereka adalah hotel.
Hotel Prora menjadi satu bangunan yang dibangun oleh rezim Nazi.
Konstruksi hotel ini pertama kali dimulai lebih dari 70 tahun yang lalu di Pulau Rugen, Jerman.
Adolf Hitler saat itu menginginkan sebuah resor yang mewah dimana di dalamnya tak cuma ada hotel tapi juga bioskop, teater, ruang konser dan dermaga untuk kapal melabuh.
Tujuan pembangunan ini cukup baik yakni ingin memberikan liburan terjangkau bagi pekerja.
Desain Prora sendiri dibuat oleh arsitek Clemens Klotz dibawa pengawasan kepala arsitek Nazi Albert Speer yang pernah memenangkan penghargaan Grand Prix Paris World Exposition pada 1937.
Konstruksi dimulai pada 1936 dan dikerjakan 9.000 pekerja.
Hasilnya, hotel ini memiliki 10.000 kamar yang dapat menampung 20.000 tamu.
(Baca Juga: Pernah Divonis Terkena Kanker Serviks, Titiek Puspa: Ya Tuhan, Ambil Saja Saya...)
Penginapan ini terbagi menjadi 8 blok bangunan dengan panjang sejauh 4,5 km.
Hotel Prora ini dibangun sekitar 150 meter dari pantai.
Semua kamar memiliki ukuran yang sama dengan dua tempat tidur dan pemandangan ke arah laut.
Koridor dibangun pada sisi barat dan ada toilet serta kamar mandi komunal di setiap lantai.
Sayang, pada 1939, perang dimulai sehingga semua pekerja dipindahkan untuk bekerja di pabrik-pabrik perang.
Inilah yang membuat hotel terbesar di dunia ini belum pernah menerima seorang tamu.
Selama perang, resor ini digunakan sebagai kamp pengungsi dari Hamburg, kemudian dipakai untuk pengungsi dari Jerman Timur.
Pada 1945, tentara Rusia mengambil kendali atas pulau dan mendirikan basis militer.
Mereka menetap di sana selama setahun dan menempati 5 blok dari Hotel Prora.
Selama mereka tinggal, tentara mulai menggunakan semua peralatan yang ada pada bangunan.
Pada 1950, militer Jerman Timur membangun kembali beberapa blok yang mengalami kerusakan.
Setelah itu mereka menggunakannya untuk berbagai kegiatan seperti sekolah teknik militer, youth hostel, kamp, museum dan sebagainya.
Hari ini, Prora sedang direnovasi oleh investor swasta.
Empat blok bangunan sedang dibangun kembali, satu digunakan sebagai hotel dan tiga sisanya masih dalam reruntuhan.
Sungguh sangat disayangkan, jika saja hotel ini digunakan sejak dulu, potensi sebagai hotel terbesar di dunia dapat mereka raih. (*)
(Baca Juga: Kakek Setengah Buta Ini Selamat Setelah Terjebak 12 Jam Diapartemenya yang Terbakar)