Grid.ID - Pihak Kepolisian Indonesia (Polri) tak hanya menurunkan pasukan polisi lalu-lintas dalam menjaga arus mudik selama lebaran.
Polri mengerahkan segala kekuatannya untuk menjamiin proses arus mudik dan arus balik lancar dan aman.
Bahkan, setiap tahun Polri selalu menurunkan para penembak jitu (sniper) dari satuan Brimob.
Tugasnya tetap mengamanan jalur mudik yang rawan oleh aksi kejahatan.
Para sniper yang mahir menembak jitu dari jarak 100 hingga 1.000 meter lebih itu diturunkan oleh tiap Polda.
Maka, kriminal tak diberi ruang untuk melakukan kejahatan.
Jika kriminal nekat melakukan aksinya, maka peluru bisa melesat dari arah tak diduga-duga untuk menghentikan aksi mereka.
Selayaknya sniper pada umumnya, mereka bertugas secara tersembunyi.
Misalnya saja, untuk mengamankan jalur mudik Pantura Situbondo, Jawa Timur, Polres Situbondo menerjunkan sebanyak satu peleton sniper yang selalu siaga.
Tapi karena personel Polri dalam tugas pengamanan arus mudik fungsi utamanya adalah menciptakan arus mudik yang aman dan lancar, serta kehadirannya selalu melekat dengan masyarakat, para sniper Polri sebaiknya tidak perlu menyamar atau bersembunyi.
Para sniper Brimob yang umumnya bersenjata senapan laras panjang Steyr itu sebaiknya tetap bertugas dengan para polisi lalu-lintas (Polantas).
Sehingga, mereka bisa dilihat masyarakat serta calon penjahat yang mau berbuat tingkah.
Kehadiran Brimob dengan menyandang senapan penembak jitu Steyr itu jelas telah membuat nyali para penjahat ciut.
Sebagai senapan penembak jitu, Steyr merupakan senapan canggih buatan Austria yang bisa dipakai membidik sasaran secara akurat pada jarak 300 meter.
Tapi bagi para sniper yang terlatih, sasaran pada jarak lebih dari 1000 meter juga bisa dibidik dengan mudah mengingat jarak tembak Steyr adalah 2.700 meter.
Dalam peperangan yang sesungguhnya para sniper militer atau Brimob sebenarnya bertugas membunuh sasaran potensial yang bernilai tinggi.
Sebagai contoh adalah komandan musuh (pemberontak), operator senapan mesin, dan tokoh-tokoh penting (musuh) lainnya.
Penjahat seperti copet, bajing loncat, begal, dan penjahat kelas teri lainnya sebenarnya bukan target sniper terlatih.
Pasalnya melihat Brimob sedang menyandang senapan Steyr saja mereka sudah ketakutan.
Oleh karena itu kalau tujuannya untuk memberikan efek shock therapy para sniper Brimob tak perlu sembunyi.
Lebih baik hadir secara terang-terangan saja karena masyarakat yang sedang mudik juga merasa aman jika melihat polisi secara langsung.
Personel sniper Brimob yang sedang menyandang senapan Steyr juga tidak akan menakutkan pemudik, karena biasanya pemudik yang kelelahan malah mengajaknya untuk berfoto ria. (*)
**Artikel ini ditayangkan Intisari.grid.id dengan judul: Sniper Polri Diterjunkan untuk Amankan Arus Mudik Lebaran, Berlebihan Enggak Sih?