Find Us On Social Media :

Kisah Sedih Petani Dikeroyok Istri Bupati dan Suaminya Kabur, Kasusnya Pun Menggantung

By Alfa Pratama, Kamis, 6 Juli 2017 | 23:51 WIB

Nur Asmi, korban dugaan penganiayaan oleh Eva Yuliana, anggota DPRD Kampar, sempat dirawat di RSUD Arifin Achmad

Grid.ID - Kasus pemukulan istri jenderal kepada petugas wanita bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara (5/7/2017) membuat geram.

Apapun permasalahannya, netizen menyarankan agar tidak sampai main tangan. 

Joice Onsay Warouw, Istri dari Brigadir Jendral Pol. Johan Sumampouw yang terakhir berdinas di Lemhanas dan sekarang sudah pensiun tertangkap kamera sedang menampar petugas. 

Video ini pun lantas menyebar. 

(BACA Memilukan, Anak Tertabrak Mobil di SPBU, Inilah Kondisi Terakhirnya)

Kejadian penamparan dipicu saat Joice Onsay Warouw melewati mesin metal detector dan tenyata alat ini berbunyi.

Petugas yang berjaga lalu meminta Joice Onsay mengulangi lagi dan dengan melepas jam tangan yang dikenakan.

Entah karena tersinggung atau apa, Joice justru menampar petugas ini. 

Kejadian penamparan oleh Joice Onsay Warouw ini mengingatkan kejadian yang terjadi di Riau. 

Yang membedakan adalah oknum pelaku dan pangkal masalah. 

(BACA Honeymoon ke Santorini Yunani, Ini yang Dikeluhkan Momo Geisha, Kasihan)

Dugaan kasus penganiayaan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh Eva Yuliana, istri Bupati Kampar Jefry Noer, terhadap Nur Asmi (36) warga Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur, Sabtu (31/5/2014).

Dugaan penganiayaan bermula dari percekcokan sengketa tanah antara Eva dengan Nur Asmi.

Akibat penganiayaan ini. Nur Asmi dirawat di rumah sakit itu

Aksi istri Bupati Kampar ini mendapatkan kecaman karena dianggap semena-mena terhadap warga yang berprofesi sebagai petani. 

(BACA Inilah 7 Selebriti yang Kerap Tampil Tanpa Bra, Nomor 6 Terpilih Sebagai Model Terbaik)

Warga pun menggalang simpati dengan membentuk Gerakan Rakyat Kampar (Gerak).

Gerakan ini menggalang pengumpulan koin di Bundaran Mall SKA Pekanbaru dan Bundaran tugu Zapin, persis di depan kantor Gubernur Riau.

Penganiayaan yang dilakukan istri dari orang nomor satu di Kampar itu berawal saat Jamal dan istrinya membersihkan lahan seluas 1 hektar di Dusun V Pematang Kulim, Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur.

Tiba-tiba sekitar pukul 17.00 datang istri Bupati Kampar Eva Yuliana dan ajudannya mengeroyok istrinya.

(BACA Inilah 9 Fakta Musdalifah, Mantan Istri Nassar yang Ditinggal Suami Barunya, Nomor 6 Anaknya Jadi Korban)

"Saat itu saya sedang menyemprot tanaman dan istri saya sedang istirahat di sebuah pondok yang disebut-sebut milik Bupati Jefry Noer, karena katanya lahan saya milik Pak Jefry Noer," ucap Jamal, suami Nur Asmi yang dikutip Grid.ID dari Tribunnews. 

Tidak lama kemudian kata  Jamal, datang tiga orang menggunakan mobil pribadi warna hitam.

"Ketiga orang itu terdiri seorang pria yang dikenal sebagai Bupati Kampar Jefry Noer, istrinya Eva Yuliana yang juga Wakil Ketua DPRD Kampar dan seorang ajudan. Bahkan warga di situ pun bilang itu Pak Jefry dan istrinya," ungkap Jamal.

Setelah itu Jefry Noer marah-marah. "

Saya dan istri diusir dari tempat itu. Lalu dianiaya oleh istri Bupati. Padahal lahan itu kami beli dua tahun lalu," kata Jamal.

Akibatnya, Nurhasmi (36) warga Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur kabupaten Kampar Propinsi Riau itu mengalami luka lebam di sejumlah bagian tubuhnya dan dirawat di RSUD Arifin Ahmad.

(BACA Melihat Film Porno Gadis-Gadis Ini Berbondong ke Dokter, Astaga! Ini yang Mereka Minta)

Dua tahun lebih kasus ini digantungkan dan tidak diproses oleh pihak kepolisian dengan alasan saksi tidak ada.

Saksi kuncil yang tidak hadir adalah Jamal, suami Nur Asmi.

Dialah yang melihat langsung Nur Asmi diduga dianiaya oleh istri Bupati Kampar Jefry Noer.

Jamal tak diketahui keberadaaannya setelah menceraikan Nur Asmi.

Kini, Jefry Noer bukan lagi menjabat sebagai Bupati. 

Bupati Kampar saat ini adalah Azis Zainal.

Dibantu wakilnya, Catur Sugeng, pimpinan daerah ini dilantik oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman pada tanggal 22 Mei 2017 di Gedung Daerah, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. (*)