Grid.ID - Ponirah dinilai sebagai anak pembawa sial lantaran sang bunda meninggal saat melahirkannya.
Kakaknya, Permadi, tertabrak truk dan tewas ketika membonceng Ponirah dengan sepeda ketika masih kecil.
Ponirah hampir saja ditikam dengan keris oleh ayahnya, Jabarudi karena kalap.
Trindil pelayan yang setia, membawa lari Ponirah meninggalkan rumah.
* Milyarder Centil Ini Suka Pamer Kemewahan, Salah Satu Ferrarinya Dihancurkan Polisi
Sejak saat itu Trindil mengasuh Ponirah sebagai anak sendiri.
Trindil sempat menjadi penari ronggeng, bahkan menjual tubuhnya dengan menghuni komplek pelacuran di daerah Yogyakarta demi menghidupi Ponirah.
Saat Ponirah dewasa dan duduk di bangku SLA, guru baru, Guritno, sangat memperhatikannya.
Ponirah merasa dimata-matai oleh Guritno yang sebenarnya adalah pamannya sendiri, yang mendapat tugas dari mendiang Jabarudi untuk mencari Ponirah.
Merasa terus diamati oleh Guritno, Ponirah meninggalkan Trindil untuk mengikuti seorang pemuda, Jarkasi ke Jakarta.
Trindil putus asa lalu nekad gantung diri.
* Astaga, Istri Jual Diri di Facebook lantaran Gaji Suami Tak Cukup Beli Baju Mahal
Jarkasi sebenarnya bukan pemuda baik-baik, ia hanya calo pencari wanita muda ke daerah untuk dijadikan wanita penghibur di ibu kota.
Namun Jarkasi ternyata jatuh cinta pada Ponirah.
Sebaliknya, Ponirah menyatakan tekadnya untuk menjadi wanita penghibur termahal.
Jarkasi tak berdaya menghadapi tekad Ponirah. Sang bos, Frangky Darling tetap ingin menjemput Ponirah.
Sementara itu Guritno terus mencari dan sempat bertemu Jarkasi.
Saat Guritno mendahului menyerbu masuk ke dalam rumah, malah menjadi korban tikaman gunting Ponirah, yang sebenarnya berniat membunuh Franky.
Jarkasi mengaku dialah yang membunuh Gurtino.
Penyelidikan polisi akhirnya membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Ponirah terpidana, dengan membawa bekal cinta murni Jarkasi.
Dikutip dari wikipedia, itulah sinopsis film Ponirah Terpidana yang sempat bikin gempar tahun 1984.
* Ciuman Paksa di Drama Korea Dianggap Sebagai Pelecehan Seksual dan Bikin Jijik?
Film ini disutradarai Slamet Rahardjo dan dibintangi Christine Hakim dan Ray Sahetapy.
Film ini memperoleh Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 1984 untuk pemeran pembantu pria terbaik (Bambang Hermanto), penyunting terbaik (George Kamarullah), dan tata artistik terbaik (Benny Benhardi).
Ponirah Terpidana adalah salah satu film laris dan jadi perhatian di era 80-an.
*Astaga, Gara-Gara Nonton Film Porno, Gadis-Gadis Ini Kedokter Hanya untuk Melakukan Hal Ini
Bintang-bintang seperti Christine Hakim dan ray sahetapi melejit, salah satunya lewat film ini.
Film Indonesia di zaman itu kualitasnya tak perlu diragukan lagi dan kerap mendapat pujian di dalam dan luar negeri.(*)