Lalu, malam sebelum sekolah, dia mengirim pesan SnapChat kepada teman-teman sekolahnya.
Dia menulis coklat dan minuman apa saja yang bisa dipesan.
Teman-teman sekolahnya pun membelas dengan memesan lewat layanan media sosial itu.
Dari awalnya yang hanya membawa belasan coklat, Nathan bisa menjual berkotak-kotak coklat.
Tak disangka, bisnis ini jadi gurita.
Dari modal Rp 85.000, Nathan mendapat keuntungan Rp 19,7 juta setiap minggunya!
Ia bahkan bisa mempekerjakan 11 teman sekolahnya untuk menjualkan coklat tersebut.
"Aku dapat inspirasi setelah ikut ke sebuah kelas wirausaha,"
"Ada seorang pengusaha sukses, dia memberi aku saran untuk melakukan saja apa yang aku bisa, dan aku mengikutinya," kata Nathan.
Nathan sanggup mengumpulkan uang cukup banyak.
Ia dikenal suka foya-foya, seperti makan di restauran mewah.
Tapi tapi ia mengaku ia tak menghamburkan semua pendapatannya.
Ia tahu bisnisnya tak akan bertahan selamanya.
Prediksinya tepat, setelah berjalan cukup lama, pihak sekolah akhirnya menghentikan bisnis Nathan ini,
Mereka melarang Nathan untuk berjualan di toilet sekolah.
Tapi Nathan tak menyerah.
Ia mengaku akan menggunakan tabungannya untuk bermain saham dan bisnis properti. (*)