Merasa tindakannya sudah melewati batas dan bikin masyarakat Yogyakarta meradang, prensenter itu kemudian meminta maaf.
Ricky Komo memposting video permintaan maafnya di akun instagram.
"Assallamualaikum, Saya komo ricky minta maaaf sedalam dalamnyaa dan setulus tulusnya kepada keluarga Kraton dan Masyarakat Yogyakarta atas kekhilafan saya, kebodohan saya tadi siang di Plengkung Gading, tdk ada maksut buruk dari apa yang saya lakukan itu semua karna ketidaktahuan saya.. sekali lagi saya minta maaf sebesar besarnyaa dan terimakasi buat keluarga kraton yang sudah mengingatkan saya.. temen2 yang sudah mengingatkan saya untuk menjadi org yang lebih baik lagi.. saya komo ricky, Wassallamualaikum,"
Kolom komentar permintaan maaf itu ditutup oleh Komo Ricky.
Tapi di akun @lambe_turah, warganet masih ungkapkan kekesalan.
@andra_kusuma bilang,"Kalau minta maaf seharuse yg benar dong. Jangan minta maafnya kaya nge host. Datang ke kraton minta maaf."
@panjirayrizki berkata,"Ya udah, yang bersangkutan kan udah minta maaf. Di tempatnya loncat loncat, teriak teriak, buang sampah sembarangan, berhenti di zebra cross, langgar lampu merah, dan kesalahan lain yang dilakukan bersama sama itu ga jadi masalah. Di Jogja ga bisa, tata krama dijunjung tinggi di sini dari hal kecil sampe peraturan yang ditaati bersama. Semua warga cinta Jogja dan sama sama ga mau merusak Jogja. Maafin aja, tunjukkan kalo Jogja itu istimewa."
@elfridaya2 juga ungkapkan,"Betul nyah @rhina_prast .. mmg wes minta maaf, tapi seharusnya juga minta maaf secara resmi ke media, sma Gusti Kanjeng Bendara & Kraton .. aju herane kie pas syuting opo ora diomongi nek kui situs sejarah.."
@davy_nuruzzaman sambil emosil menuliskan,""Dia udah minta maaf" ndasmu.. Minta maaf itu ya langsung ke Kalangan Keraton, ke Pemerintah Terkait, ke tokoh2 pemerhati Jogja sebagai wakil dari Masyarakat Jogja pada umumnya.. Produser dan Pimpinan acara juga harus turun tangan dong.. Minta maaf kok di Instagram, NDASMU PO?!."
@kinugh berkata,"SURUH bikin permintaan maaf tertulis oleh PELAKU, program TV, dan penanggung jawab program. Ditujukan kepada seluruh warga Jogja, dinas kebudayaan Jogja, serta keluarga kerajaan Jogja. Dimuat di 3 media cetak nasional, selama 3 hari berturut."(*)