Laporan Wartawan Grid.ID, Widyastuti
Grid.ID - Jeremy Thomas menolak jika saat ini sang anak, Axel Matthew, harus menjalani tes urine.
Sebelumnya, Axel diduga memakai obat terlarang berjenis psikotropika yang dikenal dengan sebutan Happy Five.
Hal tersebut diungkapkannya karena Axel Matthew sudah sempat diberi makanan dan minuman selama proses penyakapan selama kurang lebih empat jam di hotel Kristal.
"Gini loh pertanyaan saya, apakah benar proses investigasi seperti itu?”
“Yang kedua, anak saya waktu di situ diberi minuman dan dikasih makanan.”
“Apa yang menjamin kalau dalam itu tidak ada kandungannya," ungkap Jeremy Thomas kepada Grid.ID di Mabes Polri, jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/7/2017).
Menurut Jeremy Thomas, harusnya tes urine tersebut dilakukan pada saat proses penangkapan berlangsung.
"Anak saya dikasih makan, dikasih minum.”
“Orangtua mana yang melepas anaknya dalam kondisi sekarang.”
(BACA: Polisi Temukan Bukti Transfer Anak Jeremy Thomas untuk Membeli Narkoba Jenis Happy Five!)
“Kalau mau tes urine, kenapa tidak dilakukan pada saat (penangkapan) itu.”
“Tes urine itu wajib didampingi pengacara," imbuhnya kembali.
"Sekarang, anak saya sudah dikasih makan dikasih minum sudah dipukulin.”
(BACA: Tak Terima Anaknya Disiksa, Jeremy Thomas Jerat Oknum Polisi 4 Pasal Sekaligus)
“Sekarang saya bisa percaya enggak dengan proses itu? Logikanya saja, dia dipanggil, disekap, dipukulin," ceritanya kembali.
Ayah dua anak ini juga menjelaskan jika Axel tidak punya barang bukti pada saat penangkapan tersebut berlangsung, sehingga Jeremy Thomas merasa tidak perlu untuk dilebarkan masalah ini.
"Kenapa dilepaskan kalau anda yakin Axel punya barang bukti?”
“Dan faktanya Axel tidak punya barang bukti.”
“Kalau dites urine sekarang, anak saya dikasih minum dan makan loh, saya enggak tahu isinya apa," kilahnya.
"Jadi maaf menurut saya tidak usah mencari-cari, melebar lebarkan.”
(BACA: Dahsyat, Jeremy Thomas Semakin Ganteng Saat Senior.... Ini Foto-Fotonya! )
“Saya hanya sebagai orangtua melihat ada sisi kemanusiaan yang tidak benar di sini," pungkas Jeremy Thomas. (*)