Kejahatannya terbongkar karena pamannya melakukan tindak pidana ringan.
Baca Juga : Ajak Geger Tiongkok, AS Terbangkan Dua Pembom Nuklirnya di Atas Laut China Selatan
Polisi kemudian mengambil sampel DNA Paman Gao sebagai prosedur rutin penanganan kasus pidana.
Tapi, DNA Paman Gao membuat polisi curiga, karena begitu mirip dengan DNA pelaku pemerkosaan berantai.
Polisi kemudian mengambil sampel DNA dari Gao, dan memastikan bahwa DNA Gao sama persis dengan DNA pelaku yang sudah dikantongi kepolisian.
Gao akhirnya mengakui telah melakukan 11 tindak pembunuhan.
Kebanyakan aksi kejahatannya dilakukan di Kota Baiyin, Provinsi Gansu, China.
Baca Juga : Alami Krisis Keamanan, Amerika Serikat Berpotensi Kalah Perang dengan Rusia dan China
Gao, yang oleh media dijuluki Jack The Ripper-nya China, dijatuhi hukuman mati pada Maret 2018.
Dalam interogasi, terungkap Gao memiliki kelainan perilaku seks dan begitu membenci wanita.
"Dia orang yang tertutup dan tidak ramah. Tapi dia dikenal keluarga sebagai orang yang sangat sabar," ujar juru bicara kepolisian Gansu.
Tak menduga Gao berbuat demikian jahat, penangkapan Gao sempat membuat keluarga syok.
Istri Gao sempat histeris, tak percaya dengan kejahatan yang dilakukan suaminya.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Tribunnews.com dengan judul,
Gao Chengyong, Pemerkosa dan Pembunuh 11 Wanita Berbaju Merah itu Akhirnya Dieksekusi Mati