Find Us On Social Media :

Pulau di Jepang ini Punya Tradisi Nyeleneh, Setiap Pengunjungnya Tak Boleh Pakai Baju

By Aji Bramastra, Selasa, 18 Juli 2017 | 17:51 WIB

Pulau Okinishima

Grid.id - Di Inggris, ada kampung bugil bernama Spielplatz.

Semua pengunjungnya, diwajibkan untuk telanjang bulat.

Tapi banyak yang tak tahu, ada wilayah yang terapkan peraturan serupa di Jepang.

Namanya Pulau Okinoshima.

BACA Pemilik Rumah Inap Beber Kelakuan Turis Malaysia, Netizen Negeri Jiran Pun Malu

Bila mencarinya di peta, pulau kecil ini terletak di bawah Korea Selatan.

Secara administratif, pulau ini masuk dalam wilayah Kota Munakata, di Fukuoka, Jepang. 

Meski punya tradisi nyeleneh, pulau ini dimasukkan PBB ke dalam daftar situs dunia atau the world heritage lho.

Lalu, mengapa di pulau ini diwajibkan telanjang?

BACA Pramugari Emirates Tuang Kembali Sampanye ke Dalam Botol, Tak Disangka Reaksi Pembelaan Netizen

Alasannya adalah soal tradisi shinto, sebuah jalan hidup atau kepercayaan yang dianut oleh orang Jepang.

Pulau Okinoshima adalah pulau suci yang sangat disakralkan.

Hanya ada satu orang yang tinggal di sana, yakni penjaga dari pulau ini.

Boleh-boleh saja sih kalau mau berkunjung ke sana.

BACA Astaga, Wanita ini Habiskan 7 Jam di Pesawat Neraka, Penumpang di Kursi Sebelah Bermasturbasi!

Tapi ya itu, syaratnya, anda harus menanggalkan pakaian.

Ada lagi, pulau ini hanya boleh dikunjungi laki-laki.

Tak jelas mengapa pemuka shinto melarang wanita berkunjung.

Tapi ada yang mengatakan, wanita dalam kondisi haid, akan mengotori kesucian tempat sakral ini. 

"Dalam shinto, darah itu kotor," ujar Ryo Hashimoto, seorang budayawan Jepang.

Tapi ada juga yang mengatakan, perjalanan menuju pulau ini termasuk berbahaya.

Itulah mengapa wanita dilarang.

Bagi yang ingin ke pulau ini, waktu kunjungan sangat dibatasi.

Setiap tahun, hanya ada satu hari dimana pulau ini dibuka untuk umum, yakni tiap tanggal 27 Mei.

Bila pulang, pengunjung dilarang membawa benda apapun dari pulau ini.

Bahkan sepotong rumput pun dilarang untuk dibawa pulang. (*)